Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo Achmad Mudzakir mengatakan luas lahan tanaman tembakau di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur tidak bertambah selama tiga tahun terakhir yakni 10.774 hektare.
"Target areal tanam tembakau di Probolinggo stagnan selama tiga tahun terakhir karena tidak bertambah atau berkurang. Tahun ini target luas tanam juga sama dengan tahun lalu yakni 10.774 hektare," katanya di Kabupaten Probolinggo, Rabu.
Menurutnya target luas tanam tersebut sama karena tidak ada peningkatan permintaan tembakau kering dari pabrikan rokok dan tahun lalu tercatat permintaan tembakau petani sebanyak 12.929 ton, dengan asumsi produksi 1,2 ton per hektare.
"Tahun ini ada asumsi peningkatan produksi menjadi 1,3 – 1,4 ton per hektare, sehingga permintaan tembakau dari pabrikan dapat dipenuhi dan tidak terlalu signifikan," ucap petani asal Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan itu.
Sejumlah daerah sentra tembakau di Kabupaten Probolinggo tersebar di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Paiton, Kotaanyar, Besuk, Pakuniran, Kraksaan, Gading dan Krejengan dengan masa tanam akan dimulai pada pertengahan Mei sampai akhir Juni 2019, namun ada sebagian petani yang sudah menanam.
"Ada petani di beberapa wilayah yang tanam lebih dulu, seperti wilayah pegunungan di Pakuniran, Kotaanyar dan Besuk yang tanam pada awal Mei karena disana sulit air dan merupakan lahan tadah hujan," tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Hasyim Ashari membenarkan data yang disampaikan APTI terkait dengan luas lahan tanam tembakau di Probolinggo yang stagnan.
"Kami sudah melakukan sosialisasi target areal tanam tembakau tahun 2019 kepada petani beberapa waktu lalu dan harapannya petani tidak melebihi batas maksimal target luas areal tanam itu karena semakin melebihi target, maka harga jual tembakau petani bisa semakin murah," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019