Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menyampaikan terdapat empat bingkai kebangsaan yang mampu memajukan bangsa Indonesia dan menjadi semakin besar.

"Untuk mewujudkan Indonesia yang semakin maju maka diperlukan penguatan empat bingkai kehidupan sekaligus memastikan negeri ini tidak akan bubar, apalagi punah," ujarnya di sela silaturahim Nusantara Bersatu di Surabaya, Senin malam.

Keempat bingkai tersebut diawali bingkai politik, yakni jika kehidupan politik berbangsa kuat maka kemakmuran bangsa akan mudah tercapai.

Kemudian bingkai yuridis, yakni peraturan, perundang-undangan dan hukum harus dipatuhi untuk menjaga keutuhan bangsa, serta apapun yang menyimpang harus tidak memiliki ruang di negeri ini.

Berikutnya, bingkai ketiga adalah bingkai sosiologis, yakni dengan penguatan kearifan lokal, sebab filosofi kehidupan berbangsa ada pada kearifan lokal berasal dari beragam agama, suku dan etnis yang hidup di Tanah Air.

"Bingkai keempat adalah teologis, yaitu agama menjadi sumber pemersatu dan landasan kerukunan. Paham yang intoleran harus kita hilangkan di bumi Indonesia dan ini sangat penting untuk semua," ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, mantan ketua umum majelis ulama Indonesia (MUI) itu menilai pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla berhasil membangun beragam infrastruktur mulai dari infrastruktur darat, laut hingga langit.

Menurut dia, di zaman era digital seperti sekarang pihaknya sudah punya infrastruktur langit, yakni Palapa Ring yang bisa mempercepat hadirnya perusahaan baru berbasis teknologi dan saat ini telah ada seribu lebih perusahaan.

Di tempat sama, penggagas kegiatan Arif Afandi mengatakan acara kali ini sengaja mengundang masyarakat dari lintas agama, suku dan etnis untuk menunjukkan bahwa hanya pasangan Jokowi-Ma'ruf yang mampu menjaga kerukunan dan keberagaman. 

"Kami semua merasa aman kalau Indonesia lima tahun ke depan tetap dipimpin Jokowi dan Kiai Ma'ruf," kata mantan wakil wali kota Surabaya tersebut.

Ia juga memisalkan bahwa sejarah bangsa ini berdiri karena dibangun atas persatuan dan gotong royong dari beragam agama, suku maupun etnis.

"Dulu perjuangan 'arek-arek Suroboyo' dalam pertempuran 10 November 1945 tak terlepas dari seruan resolusi jihad yang dikumandangkan Nahdlatul Ulama," kata mantan ketua umum badan kerja sama Badan Usaha Milik Daerah seluruh Indonesia tersebut.

Sementara itu, turut hadir ribuan tokoh dari beragam agama, etnis dan suku, termasuk aktivis perempuan Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid, beserta sejumlah tokoh politik nasional maupun Jawa Timur.

Pemilihan Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. (*)

Video Oleh Hanif Nashrullah
 

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019