Sebanyak 2.800 siswa kurang mampu dan rentan putus sekolah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memperoleh uang tabungan masing-masing Rp1.000.000 lewat program Tabungan Gerakan Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa program Garda Ampuh telah memasuki tahun keempat.

"Untuk pelajar kurang mampu, biaya sekolah kan sudah terakomodir lewat APBN dan APBD, akan tetapi kadang siswa terkendala masalah perlengkapan sekolah seperti beli sepatu, buku, tas, maupun sepeda. Tabungan ini bisa dimanfaatkan untuk keperluan semacam itu dan sehingga mereka semangat bersekolah," ujar Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu.

Ia menjelaskan, beasiswa ini tidak diberikan secara tunai kepada tiap anak (siswa), melainkan dalam bentuk tabungan. Selain mengenalkan dunia perbankan, hal ini juga untuk mengontrol pencairannya yang harus sepengetahuan guru, sehingga tidak bisa digunakan untuk keperluan, misalnya beli pulsa.

Menurut bupati, program tabungan ini saling melengkapi dengan berbagai program untuk pelajar kurang mampu lainnya, seperti bantuan uang saku dan transportasi setiap hari, Siswa Asuh Sebaya (SAS) maupun beasiswa.

"Jadi, pelajar kurang mampu insya Allah tetap percaya diri di lingkungannya, mereka bisa jajan di kantin lewat program bantuan uang saku, juga berangkat sekolah lewat bantuan uang transportasi," paparnya.

Anas menambahkan, dalam program uang saku, pelajar SD diberi Rp5.000 setiap hari, SMP Rp10.000 setiap hari dan SMA/SMK Rp15.000 setiap hari, serta bantuan uang transportasi Rp5.000 per hari dan program ini terus diperluas hingga ditargetkan menyasar 500 pelajar.

"Untuk program uang saku dan transportasi, dikhususkan bagi pelajar dari empat kecamatan dengan partisipasi sekolah rendah," kata Anas.

Sedangkan untuk membeli kacamata minus bagi pelajar yang membutuhkan, Anas mengatakan bisa menggunakan uang tabungan dan program Siswa Asuh Sebaya.

Salah seorang penerima program tabungan, Mohomamad Yuki, mengaku bersyukur dengan program ini. "Senang sekali bisa untuk beli buku pengetahuan umum biar bisa menambah wawasan," kata pelajar difabel kelas 3 SDN 1 Kalipuro itu. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019