Paguyuban perunggasan melakukan kerja sama jual beli jagung untuk pakan ternak dengan kelompok tani di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, sebagai upaya memutus mata rantai tengkulak.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Wawan Widianto di Blitar, Selasa, mengatakan kerja sama ini sangat baik dan harus didukung. Apalagi di Kabupaten Blitar sekarang sedang panen raya, sehingga pasokan jagung juga melimpah.
"Panen jagung di wilayah Blitar seluas 70 hektare dengan produksi jagung 7 ton per hektare. Kabupaten Blitar merupakan lumbung ternak ayam petelur dengan populasi ayam petelur sekitar 17 juta ekor dan memasok 40 persen kebutuhan telur di Jawa Timur dan 20 persen nasional, sehingga kebutuhan jagung untuk pakan ternak cukup tinggi," katanya.
Wawan menyampaikan pesan Bupati Blitar Rijanto bahwa pasokan telur dari daerah setempat juga untuk memenuhi kebutuhan nasional. Saat ini sudah ada kerja sama dengan daerah lain seperti DKI Jakarta dan diharapkan bisa berkembang ke daerah lain.
Selain telur, produksi pertanian lain dari Kabupaten Blitar juga bisa memasok daerah lain, sehingga dengan kerja sama tersebut perekonomian masyarakat bisa bangkit.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita juga memberikan apresiasi kesepakatan pengusaha unggas dengan kelompok tani.
Ia berharap persoalan-persoalan lama, seperti kelangkaan jagung sebagai pakan ternak tidak terulang lagi. "Harga jagung tetap stabil dan terjangkau, mengingat kebutuhan jagung di Kabupaten Blitar cukup besar," kata dia.
Kerja sama itu dilakukan bersamaan dengan panen raya jagung di Desa Tugurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar.
Sebelum menghadiri kegiatan panen raya, rombongan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tersebut juga sempat menemui Bupati Blitar Rijanto di Pendopo Agung Ronggo Hadinegoro. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Wawan Widianto di Blitar, Selasa, mengatakan kerja sama ini sangat baik dan harus didukung. Apalagi di Kabupaten Blitar sekarang sedang panen raya, sehingga pasokan jagung juga melimpah.
"Panen jagung di wilayah Blitar seluas 70 hektare dengan produksi jagung 7 ton per hektare. Kabupaten Blitar merupakan lumbung ternak ayam petelur dengan populasi ayam petelur sekitar 17 juta ekor dan memasok 40 persen kebutuhan telur di Jawa Timur dan 20 persen nasional, sehingga kebutuhan jagung untuk pakan ternak cukup tinggi," katanya.
Wawan menyampaikan pesan Bupati Blitar Rijanto bahwa pasokan telur dari daerah setempat juga untuk memenuhi kebutuhan nasional. Saat ini sudah ada kerja sama dengan daerah lain seperti DKI Jakarta dan diharapkan bisa berkembang ke daerah lain.
Selain telur, produksi pertanian lain dari Kabupaten Blitar juga bisa memasok daerah lain, sehingga dengan kerja sama tersebut perekonomian masyarakat bisa bangkit.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita juga memberikan apresiasi kesepakatan pengusaha unggas dengan kelompok tani.
Ia berharap persoalan-persoalan lama, seperti kelangkaan jagung sebagai pakan ternak tidak terulang lagi. "Harga jagung tetap stabil dan terjangkau, mengingat kebutuhan jagung di Kabupaten Blitar cukup besar," kata dia.
Kerja sama itu dilakukan bersamaan dengan panen raya jagung di Desa Tugurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar.
Sebelum menghadiri kegiatan panen raya, rombongan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tersebut juga sempat menemui Bupati Blitar Rijanto di Pendopo Agung Ronggo Hadinegoro. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019