Mahasiswa Universitas Jember (Unej) yang mengikuti program kuliah kerja nyata memamerkan produk unggulan desa di dalam kegiatan "Expo Gelar Produk Desa KKN Unej dan Digital Market Place Goes to Campus" yang digelar di Gedung Soetardjo kampus setempat pada 4-5 Maret 2019.
"Kami mengajak warga Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember untuk mengolah durian menjadi es krim durian, sehingga dipamerkan dalam expo kali ini," kata mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Sinta Syafrina di Kampus Unej, Selasa.
Berbagai produk dan program ditampilkan oleh mahasiswa Kampus Tegalboto Unej, mulai produk olahan makanan, kerajinan, program desa wisata, desa tanggap bencana hingga desa mandiri.
"Desa Pakis dikenal sebagai salah satu penghasil durian di Jember, sayangnya hanya dijual buahnya saja, sehingga kami coba mengenalkan pembuatan es krim durian agar ada nilai tambah, sekaligus memanfaatkan durian yang tidak laku dijual," katanya.
Selain memberikan pelatihan pembuatan es krim durian, Sinta dan kawan-kawannya menggelar program desa tanggap bencana, mengingat Kecamatan Panti adalah salah satu daerah yang rentan akan bahaya bencana banjir dan longsor.
Sementara itu, Widya Putri dan kawan-kawan membantu perajin batik di dua desa yakni Desa Dawuhan Mangli dan Sumber Pakem di Kecamatan Sukowono karena jumlah perajin batik di dua desa semakin tahun semakin berkurang karena anak mudanya lebih memilih bekerja di kota.
"Sehingga kami pilih program pelatihan membatik bagi ibu-ibu rumah tangga, agar keberlangsungan batik Sukowono tetap lestari dan untuk pelatihan membatik mengajak perajin batik Sukowono menimba pengalaman ke Yogyakarta, bahkan mengadakan pameran batik Sukowono di Lippo Mall Jember dan pemasaran batik Sukowono dirintis toko dalam jaringan (daring) di laman Tokopedia," katanya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unej Prof Achmad Subagio mengatakan program KKN bertujuan membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di desa dan mengajarkan kepada mahasiswa tentang kemampuan beradaptasi dengan berbagai kondisi kehidupan, dan berlatih bagaimana mencari solusi atas setiap hambatan yang ada.
"Program KKN periode I diikuti oleh 956 mahasiswa yang didistribusikan ke Kabupaten Jember sejumlah 63 orang, ke Kabupaten Situbondo sebanyak 119 orang, ke Kabupaten Probolinggo sebanyak 102 orang, dan yang terbanyak di Kabupaten Bondowoso sebanyak 672 orang," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kami mengajak warga Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember untuk mengolah durian menjadi es krim durian, sehingga dipamerkan dalam expo kali ini," kata mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Sinta Syafrina di Kampus Unej, Selasa.
Berbagai produk dan program ditampilkan oleh mahasiswa Kampus Tegalboto Unej, mulai produk olahan makanan, kerajinan, program desa wisata, desa tanggap bencana hingga desa mandiri.
"Desa Pakis dikenal sebagai salah satu penghasil durian di Jember, sayangnya hanya dijual buahnya saja, sehingga kami coba mengenalkan pembuatan es krim durian agar ada nilai tambah, sekaligus memanfaatkan durian yang tidak laku dijual," katanya.
Selain memberikan pelatihan pembuatan es krim durian, Sinta dan kawan-kawannya menggelar program desa tanggap bencana, mengingat Kecamatan Panti adalah salah satu daerah yang rentan akan bahaya bencana banjir dan longsor.
Sementara itu, Widya Putri dan kawan-kawan membantu perajin batik di dua desa yakni Desa Dawuhan Mangli dan Sumber Pakem di Kecamatan Sukowono karena jumlah perajin batik di dua desa semakin tahun semakin berkurang karena anak mudanya lebih memilih bekerja di kota.
"Sehingga kami pilih program pelatihan membatik bagi ibu-ibu rumah tangga, agar keberlangsungan batik Sukowono tetap lestari dan untuk pelatihan membatik mengajak perajin batik Sukowono menimba pengalaman ke Yogyakarta, bahkan mengadakan pameran batik Sukowono di Lippo Mall Jember dan pemasaran batik Sukowono dirintis toko dalam jaringan (daring) di laman Tokopedia," katanya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unej Prof Achmad Subagio mengatakan program KKN bertujuan membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di desa dan mengajarkan kepada mahasiswa tentang kemampuan beradaptasi dengan berbagai kondisi kehidupan, dan berlatih bagaimana mencari solusi atas setiap hambatan yang ada.
"Program KKN periode I diikuti oleh 956 mahasiswa yang didistribusikan ke Kabupaten Jember sejumlah 63 orang, ke Kabupaten Situbondo sebanyak 119 orang, ke Kabupaten Probolinggo sebanyak 102 orang, dan yang terbanyak di Kabupaten Bondowoso sebanyak 672 orang," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019