Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat pada Februari 2019, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,42 persen, merupakan deflasi terbesar jika dibandingkan kota-kota lain di Jawa Timur.

Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Malang Dwi Handayani mengatakan bahwa, deflasi yang terjadi pada Februari 2019 didorong penurunan harga dari kelompok bahan makanan, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta biaya kesehatan.

"Ini merupakan deflasi terbesar dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Kelompok bahan makanan tercatat mengalami penurunan sebesar 1,57 persen," kata Dwi, dalam jumpa pers di Kantor BPS Kota Malang, Jumat.

Dwi menjelaskan, untuk seluruh kota dilakukan pencatatan, semua mengalami deflasi. Tercatat, Banyuwangi tercatat mengalami deflasi sebesar 0,08 persen, diikuti Kediri dengan angka yang sama. Kemudian Madiun deflasi sebesar 0,10 persen, Surabaya 0,13 persen, Probolinggo 0,14 persen, Jember 0,16 persen, dan Sumenep deflasi sebesar 0,37 persen.

Berdasarkan data BPS, untuk penurunan pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan, tercatat sebesar 1,20 persen. Sementara untuk biaya kesehatan tercatat turun sebesar 0,11 persen.

Kelompok yang mengalami kenaikan dan menjaga supaya deflasi tidak terlalu dalam adalah, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dengan kenaikan sebesar 0,20 persen, kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,20 persen. Dan kenaikan tertinggi pada kelompok sandang, sebesar 0,36 persen.

"Ini sesuai tren, Februari selalu lebih rendah dibanding Januari. Kali ini, deflasi disumbang bahan pangan, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga," ujar Dwi.

Dwi menjelaskan, pada Februari 2016 Kota Malang tercatat mengalami deflasi 0,15 persen, kemudian pada 2017 terjadi inflasi sebesar 0,24 persen, dan pada 2018 juga mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Sehingga, pada awal 2019 ini, deflasi yang terjadi di Kota Malang, merupakan yang tertinggi jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Tercatat, inflasi kalender Kota Malang sebesar 0,53 persen, atau lebih tinggi jika dibanding inflasi Jawa Timur. Sementara inflasi Year on Year (YoY) Kota Malang sebesar 2,21 persen, lebih rendah dari inflasi Jawa Timur yang sebesar 2,24 persen.  (*)

Baca juga: Kota Malang Perlu Waspadai Kenaikan Harga Beras
Baca juga: BPS : Jatim Deflasi 0,18 Persen Akibat Tiket Pesawat

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019