Surabaya, (Antaranews Jatim) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur meminta para penyuluh agama di wilayah setempat untuk bersama-sama mendorong semangat kewirausahaan ke seluruh masyarakat, sebab para penyuluh agama sangat dekat dan bersinggungan langsung dengan masyarakat.

"Penyuluh agama juga bisa memanfaatkan waktu luang untuk memulai bisnis. Jangan ragu, banyak peluang yang bisa digarap," kata tim ahli Kadin Jatim Jamhadi di Surabaya, Jumat.

Jamhadi yang sebelumnya memberikan materi tentang kewirausahaan dan diikuti ratusan penyuluh agama Islam se-Madiun itu mengatakan, salah satu langkah bisnis yang paling mudah adalah dengan memulai dari lingkungan sekitar.

"Petakan potensi yang bisa digarap, baik dari sisi bahan baku maupun pemasaran. Dari sisi bahan baku, misalnya di wilayah penyuluh ada potensi pertanian, bisa bikin bisnis olahan makanan," katanya.

Dari sisi pemasaran, kata Jamhadi, jika di wilayah penyuluh memerlukan komoditas atau produk tertentu, mereka bisa menyediakannya.

"Juga jangan lupakan memasarkan bisnis bapak-bapak melalui sistem daring, sehingga pasarnya semakin luas," katanya.

Jamhadi mengatakan, selama ini Kadin Jatim juga terus memberdayakan masyarakat untuk aktif berwirausaha, bahkan beberapa pejabat Kadin Jatim mempunyai rekam jejak panjang dalam membina UMKM hingga berhasil memasuki pasar nasional.

"Bahkan ada yang sampai ekspor. Dan itu sangat cocok untuk diterapkan dalam konteks informasi atau penyuluhan pada masyarakat," katanya.

Ketua Kadin Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan para penyuluh agama menjadi penggerak pencerahan agama. Dan tentu bisa dioptimalkan sebagai pegiat kewirausahaan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi umat.

Ia mengatakan, jiwa kewirausahaan bisa dimulai dari diri pribadi penyuluh maupun masyarakat di daerah penyuluh melaksanakan tugasnya.

"Nabi Muhammad juga mengajarkan untuk mandiri secara ekonomi. Kadin dengan instrumen organisasinya siap bekerja sama menjadikan penyuluh agama sebagai entrepreneur andal sekaligus menjunjung tinggi etika," katanya. (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019