Surabaya (Antaranews Jatim) - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mendatangkan profesor asal Belanda guna berkolaborasi terkait pengembangan Farmako Ekonomi di Indonesia.
Ketua Departemen Farmakologi Fakultas Kedoktera Unair Dr Arifah Mustika di Surabaya, Jumat mengatakan pihaknya mendatangkan Prof dr Maarten J.Posma dari University Medical Center Groningen, Belanda untuk membahas risetnya melalui kuliah tamu bertajuk "Global Health Economics of Vacinnes".
"Kami memiliki program 'anjuct professor'. Kami ingin berkalaborasi membentuk jaringan dengan professor di universitas yang mempunyai QS ranking di atas kita. Tidak hanya sasaran mahasiswa S1 tapi juga mahasiswa S2 kedokteran dan farmakologi," katanya.
Dia menjelaskan, tujuan didatangkan banyak guru besar dari universitas terkemuka di dunia juga untuk memberikan peningkatan edukasi dan pengetahuan mahasiswa dan "post graduate" dalam bidang Farmakologi dan Kedokteran.
"Beliau ini dalam kurikulum indeks menunjukan disertasi 44 itu sudah ranking cukup tinggi di dunia. Jadi kita tentu ingin berkalaborasi di bidang riset dan publikasi," tuturnya.
Diungkapkannya, pada kuliah tamu itu, Prof Maarten mengupas Farmako Ekonomi yakni terutama obat yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.
"Ini membahas bagaimana biaya obat yang dikeluarkan dengan hasil yang didapatkan. Hasil yang didapatkan itu berdasarkan 'quality of life's'. Usia panjang dan meningkatkan kualitasnya, sehingga saat pasien sakit tetap bisa produktif dan tidak menambah beban masyarakat lain," ujarnya.
Selain itu, Farmako Ekonomi, kata Arifah bukan soal harga jual obat namun pada bagaimana pengaruh obat tersebut kepada kualitas hidup penderita atau pasien.
"Walaupun sakit tetap produktif dan tidak menambah beban masyarakat. Pengaruh obat pada kualitas hidup penderita. Menurut saya obat-obatan ini tidak hanya vaksin namun juga perlu menganalisis obat-obatan diabetes militus dan tuberculosis," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Ketua Departemen Farmakologi Fakultas Kedoktera Unair Dr Arifah Mustika di Surabaya, Jumat mengatakan pihaknya mendatangkan Prof dr Maarten J.Posma dari University Medical Center Groningen, Belanda untuk membahas risetnya melalui kuliah tamu bertajuk "Global Health Economics of Vacinnes".
"Kami memiliki program 'anjuct professor'. Kami ingin berkalaborasi membentuk jaringan dengan professor di universitas yang mempunyai QS ranking di atas kita. Tidak hanya sasaran mahasiswa S1 tapi juga mahasiswa S2 kedokteran dan farmakologi," katanya.
Dia menjelaskan, tujuan didatangkan banyak guru besar dari universitas terkemuka di dunia juga untuk memberikan peningkatan edukasi dan pengetahuan mahasiswa dan "post graduate" dalam bidang Farmakologi dan Kedokteran.
"Beliau ini dalam kurikulum indeks menunjukan disertasi 44 itu sudah ranking cukup tinggi di dunia. Jadi kita tentu ingin berkalaborasi di bidang riset dan publikasi," tuturnya.
Diungkapkannya, pada kuliah tamu itu, Prof Maarten mengupas Farmako Ekonomi yakni terutama obat yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.
"Ini membahas bagaimana biaya obat yang dikeluarkan dengan hasil yang didapatkan. Hasil yang didapatkan itu berdasarkan 'quality of life's'. Usia panjang dan meningkatkan kualitasnya, sehingga saat pasien sakit tetap bisa produktif dan tidak menambah beban masyarakat lain," ujarnya.
Selain itu, Farmako Ekonomi, kata Arifah bukan soal harga jual obat namun pada bagaimana pengaruh obat tersebut kepada kualitas hidup penderita atau pasien.
"Walaupun sakit tetap produktif dan tidak menambah beban masyarakat. Pengaruh obat pada kualitas hidup penderita. Menurut saya obat-obatan ini tidak hanya vaksin namun juga perlu menganalisis obat-obatan diabetes militus dan tuberculosis," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019