Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa Geopark Bojonegoro, Jawa Timur, bisa menjadi paket wisata, namun perlu dirumuskan secara bersama untuk menentukan objek wisata yang layak dikembangkan pelaku pariwisata.
"Dengan adanya pembahasan jalur Geowisata Geopark ini kami harapkan bisa mengungkit perekonomian melalui jalur pariwisata," kata Kepala Bidang Ekowisata Asdep Pegembangan Wisata Alam dan Buatan Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Eiffy Kurniaty Effendy, di Bojonegoro, Jumat.
Dalam kegiatan pembahasan jalur Geowisata Geopark Bojonegoro dengan mengundang berbagai pihak itu, ia menyebutkan ada tiga faktor yang menentukan pengembangan Geopark yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya.
"Tiga faktor itu harus dikaitkan agar bisa dimanfaatkan untuk pengembangan Geopark menjadi objek wisata," katanya menegaskan.
Namun, lanjut dia, pengembangan Geopark Bojonegoro menjadi objek wisata membutuhkan berbagai penanganan mulai penentuan objek wisata yang akan dikembangkan, pembangunan infrastruktur, termasuk peningkatan sumber daya manusia (SDM).
"Di Indonesia, pemerintah perlu turun tangan memberikan pemahaman dan pendidikan pentingnya pengembangan Geopark kepada berbagai kalangan, termasuk anak-anak sekolah," kata dia menjelaskan.
Pada kesempatan itu, Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Yayan Rohman, menjelaskan daerahnya yang memiliki 430 desa/kelurahan tersebar di 28 kecamatan hampir semua wilayah terdapat potensi migas.
Ia mencontohkan objek wisata penambangan sumur minyak tua Teksas Wonocolo di Kecamatan Kedewan, yang masuk Geopark Nasional, memiliki potensi cadangan minyak bumi yang dangkal.
"Adanya penyusunan jalur Geowisata Geopark kami harapkan bisa memperdukungan berbagai pihak untuk pengembangan Geopark Bojonegoro," ucapnya.
Dalam pembahasan jalur Geowisata Geopark yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata bekerja dengan pemkab selama dua hari itu mengundang, mulai Kesatuan Pemangkutan Hutan (KPH) Bojonegoro, KPH Parengan, Tuban dan KPH Cepu, Jawa Tengah.
Selain itu, juga perwakilan Pertamina EP Asset IV Cepu, Jawa Tengah, yang wilayah kerja penambangannya masuk lokasi Geopark Nasional, selain juga Direktur PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), BUMD pemkab Toni Ade Irawan yang mengelola lapangan sumur minyak tua Wonocolo.
Kepala Bidang Pengembangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Dyah Enggarini Mukti, menambahkan Bojonegoro mempersertifikat Geopark Nasional hamparan minyak bumi pada 24 November 2017. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Dengan adanya pembahasan jalur Geowisata Geopark ini kami harapkan bisa mengungkit perekonomian melalui jalur pariwisata," kata Kepala Bidang Ekowisata Asdep Pegembangan Wisata Alam dan Buatan Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Eiffy Kurniaty Effendy, di Bojonegoro, Jumat.
Dalam kegiatan pembahasan jalur Geowisata Geopark Bojonegoro dengan mengundang berbagai pihak itu, ia menyebutkan ada tiga faktor yang menentukan pengembangan Geopark yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya.
"Tiga faktor itu harus dikaitkan agar bisa dimanfaatkan untuk pengembangan Geopark menjadi objek wisata," katanya menegaskan.
Namun, lanjut dia, pengembangan Geopark Bojonegoro menjadi objek wisata membutuhkan berbagai penanganan mulai penentuan objek wisata yang akan dikembangkan, pembangunan infrastruktur, termasuk peningkatan sumber daya manusia (SDM).
"Di Indonesia, pemerintah perlu turun tangan memberikan pemahaman dan pendidikan pentingnya pengembangan Geopark kepada berbagai kalangan, termasuk anak-anak sekolah," kata dia menjelaskan.
Pada kesempatan itu, Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Yayan Rohman, menjelaskan daerahnya yang memiliki 430 desa/kelurahan tersebar di 28 kecamatan hampir semua wilayah terdapat potensi migas.
Ia mencontohkan objek wisata penambangan sumur minyak tua Teksas Wonocolo di Kecamatan Kedewan, yang masuk Geopark Nasional, memiliki potensi cadangan minyak bumi yang dangkal.
"Adanya penyusunan jalur Geowisata Geopark kami harapkan bisa memperdukungan berbagai pihak untuk pengembangan Geopark Bojonegoro," ucapnya.
Dalam pembahasan jalur Geowisata Geopark yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata bekerja dengan pemkab selama dua hari itu mengundang, mulai Kesatuan Pemangkutan Hutan (KPH) Bojonegoro, KPH Parengan, Tuban dan KPH Cepu, Jawa Tengah.
Selain itu, juga perwakilan Pertamina EP Asset IV Cepu, Jawa Tengah, yang wilayah kerja penambangannya masuk lokasi Geopark Nasional, selain juga Direktur PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), BUMD pemkab Toni Ade Irawan yang mengelola lapangan sumur minyak tua Wonocolo.
Kepala Bidang Pengembangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Dyah Enggarini Mukti, menambahkan Bojonegoro mempersertifikat Geopark Nasional hamparan minyak bumi pada 24 November 2017. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019