Surabaya (Antaranews Jatim) - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) mendeteksi adanya bakteri Tuberculosis (TBC) pada manusia lewat praktik pemeriksaan Basil Tahan Asam pada pemeriksaan dahak (sputum).

Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Ubaya dr Sawitri Boengas di kampus setempat, Kamis, mengatakan bahwa menurut data Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Indonesia menduduki peringkat ke-2 di dunia dalam jumlah penderita penyakit menular yang banyak menyebabkan kematian itu.

"Kami memiliki cara mengidentifikasi penyakit TBC dengan praktik pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam) pada sputum," katanya.

Pemeriksaan BTA pada sputum merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap dokter dengan mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan melakukan prosedur laboratorium yang penting, seperti keterampilan klinis pada blok respirasi.

"Pada praktikum ini mahasiswa melakukan pemeriksaan pada dua sampel dahak, yaitu dahak pasien biasa yang disiapkan dari mahasiswa sendiri dan dahak pasien TBC yang sudah disiapkan oleh laboran," katanya.

Dia menjelaskan, awalnya mahasiswa akan diberikan edukasi untuk menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan pengumpulan sputum. Kemudian sputum akan dioleskan pada objek kaca untuk dilakukan tahap pewarnaan menggunakan Methylen Blue 0.3 persen dan Carbol Fuchsin 0.3 persen.

"Langkah berikutnya, mahasiswa akan mengidentifikasi spesimen sputum yang berkualitas. Melalui tahap ini mahasiswa akan berlatih membuat dan membaca hasil sediaan apus dari sputum," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Ubaya dr Risma Ikawaty Ph.D menyebut tingkat kesulitan yang dihadapi mahasiswa adalah pada tahap mengidentifikasi bakteri.

"Kesulitan yang biasanya dihadapi mahasiswa, yaitu belum terbiasa melakukan prosedur laboratorium dan belum terbiasa mengidentifikasi bakteri yang ukurannya sangat kecil di bawah mikroskop, sehingga memerlukan pembiasaan melalui praktikum seperti ini," ujarnya.

Di laboratorium ini, mahasiswa dapat melakukan praktik identifikasi mikrobiologi dan parasitologi. Selain itu, Fakultas Kedokteran Ubaya juga telah dilengkapi tujuh ruangan laboratorium.

Tujuh ruangan ini digunakan untuk 10 jenis keahlian yang berbeda, yaitu anatomi, biokima, histologi, fisiologi, mikrobiologi, parasitologi, patologi klinik, patologi anatomi, farmakologi, dan clinical skills laboratorium.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019