Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar pelatihan dan sertifikasi pemandu ekowisata bekerja sama dengan "East Java Ecotourism Forum" (Ejef) selama tiga hari pada 18-19 dan 26 Februari.

"Pelatihan pemandu ekowisata ini diikuti 50 peserta," kata Kepala Bidang Kelembagaan Disbudpar Bojonegoro Dyah Enggarini Mukti, di Bojonegoro, Senin.

Peserta pelatihan, lanjut dia, antara lain dari biro perjalanan wisata, "tour leader", pengelola wisata, saka pariwisata, BUMDes, dan pendamping wisata.

"Pelatihan dan sertifikasi  pemandu ekowisata ini tujuannya untuk meningkatkan kemampuan pelaku pariwisata. Dalam hal ini pemandu ekowisata agar bisa memahami pengembangan pariwisata," kata dia menjelaskan.

Ia memberikan gambaran bahwa pemandu wisata  harus bertanggung jawab terhadap pelestarian sumber daya alam dan budaya.

 Dengan demikian pemandu ekowisata memiliki tanggung jawab, membantu pemerintah dalam pengembangan pariwisata.

"Pemandu ekowisata harus memiliki pengetahuan tentang ekologi kawasan dan budaya," kata dia menegaskan.


Pada pembukaan pelatihan Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid, menjelaskan pengembangan pariwisata di daerahnya tidak bisa dilakukan hanya pemertinah sendiri, akan tetapi juga harus melibatkan dan bersinergi dengan semua pihak.

Oleh karena itu, ia  mengharapkan adanya pelatihan pemandu ekowisata dan sertifikasi yang pertama kalinya itu akan meningkatkan kepercayaan baik wisatawan domestik (wisdom) maupun wisatawan manca negara (wisman) kepada pemandu ekowisata.

"Kami optimistis pengembangan pariwisata Bojonegoro akan semakin meningkat tidak hanya mampu menarik wisdom, tapi juga wisman," ucap dia menegaskan.

Dalam pelatihan itu, nara sumber dati Tim Ejef memberikan materi kepada para peserta antara lain, pemahaman pariwsata dan ekowisata, dasar dan teknik kepemanduan, "public speaking", pelayanan prima dan etika kepemanduan.

Selain itu, peserta juga memperoleh materi praktik langsung di lapangan dengan mengunjungi objek wisata Waduk Grobogan di Desa Bendo, Kecamatan Kapas, dan simulasi mekanisme sertifikasi.

Sebelum itu, Bojonegoro telah memperoleh sertifikat Geopark Nasional hamparan minyak bumi dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, dengan adanya penetapan tujuh geosite masuk kawasan cagar alam geologi (KCAG) yang dikeluarkan Badan Geologi Kementerian ESDM.  (*)

 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019