Surabaya (Antaranews Jatim) - Destinasi wisata air mancur menari dan Jembatan Suroboyo di kawasan Kenjeran, Kota Surabaya, Jawa Timur, yang sempat ditutup sejak akhir 2018, mulai Sabtu ini dibuka kembali untuk umum.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Jembatan Suroboyo dan air mancur menari yang dibangun sejak 2015 dengan anggaran ratusan miliar rupiah itu memang sempat ditutup dan tidak dioperasionalkan, karena ada perbaikan dan penataan lahan parkir.
"Meski sudah dibuka, untuk keamanan dan kenyamanan warga, kendaraan tidak diizinkan berhenti di sepanjang jembatan, termasuk nantinya pedagang asongan dilarang berjualan di sana," kata Eri.
Menurut dia, baik warga maupun wisatawan dilarang memarkir kendaraan di sepanjang jembatan, melainkan harus di area parkir yang disediakan.
"Selanjutnya warga maupun wisatawan bisa mengambil foto di Jembatan Suroboyo dengan berjalan kaki," katanya.
Selain itu, lanjut dia, untuk mengantisipasi adanya pedagang asongan liar yang masuk, dinas perhubungan setempat memasang delapan unit kamera CCTV untuk memantau keamanan di sempanjang jembatan.
Seperti diketahui sejak akhir 2018, Jembatan Suroboyo dan air mancur menari ditutup, karena ada perbaikan dan juga penataan ulang tempat parkir buat pengunjung dan sentra pedagang kaki lima (PKL).
Hal ini dikarenakan banyaknya temuan tarikan parkir liar dan juga pedagang asongan yang mulai masuk di area Jembatan Suroboyo, sehingga memicu banyaknya sampah dibuang sembarangan.
Namun, kondisi itu akhirnya bisa diatasi setelah Pemkot Surabaya melakukan berkoordinasi dengan warga sekitar untuk penataan lokasi parkir dan juga sentra PKL. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Jembatan Suroboyo dan air mancur menari yang dibangun sejak 2015 dengan anggaran ratusan miliar rupiah itu memang sempat ditutup dan tidak dioperasionalkan, karena ada perbaikan dan penataan lahan parkir.
"Meski sudah dibuka, untuk keamanan dan kenyamanan warga, kendaraan tidak diizinkan berhenti di sepanjang jembatan, termasuk nantinya pedagang asongan dilarang berjualan di sana," kata Eri.
Menurut dia, baik warga maupun wisatawan dilarang memarkir kendaraan di sepanjang jembatan, melainkan harus di area parkir yang disediakan.
"Selanjutnya warga maupun wisatawan bisa mengambil foto di Jembatan Suroboyo dengan berjalan kaki," katanya.
Selain itu, lanjut dia, untuk mengantisipasi adanya pedagang asongan liar yang masuk, dinas perhubungan setempat memasang delapan unit kamera CCTV untuk memantau keamanan di sempanjang jembatan.
Seperti diketahui sejak akhir 2018, Jembatan Suroboyo dan air mancur menari ditutup, karena ada perbaikan dan juga penataan ulang tempat parkir buat pengunjung dan sentra pedagang kaki lima (PKL).
Hal ini dikarenakan banyaknya temuan tarikan parkir liar dan juga pedagang asongan yang mulai masuk di area Jembatan Suroboyo, sehingga memicu banyaknya sampah dibuang sembarangan.
Namun, kondisi itu akhirnya bisa diatasi setelah Pemkot Surabaya melakukan berkoordinasi dengan warga sekitar untuk penataan lokasi parkir dan juga sentra PKL. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019