Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pertamina EP Cepu (PEPC) belum memproses penerimaan tenaga kerja dalamproyek unitisasi pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada 2019.
Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Bojonegoro Joko Santoso di Bojonegoro, Kamis. menjelaskan sampai sekarang PEPC belum melapor akan menerima tenaga kerja proyek unitisasi pengembangan lapangan gas JTB.
Sebab, berdasarkan kesepakatan untuk penerimaan tenaga kerja di proyek unitisasi pengembangan gas lapangan JTB, akan melibatkan disperinaker.
"Sampai hari ini kami tidak belum menerima pemberitahuan dari PEPC bahwa akan merekrut tenaga kerja yang akan dipekerjakan di proyek unitisasi pengembangan lapangan JTB," kata dia menjelaskan.
Menurut dia, kemungkinan PEPC sudah menerima tenaga kerja yang dipekerjakan di proyek itu, tapi dilakukan langsung di desa, tapi untuk tenaga kerja tidak terampil.
"Untuk tenaga kerja yang tidak terampil, seperti menguruk tanah langsung direkrut di lapangan berkoordinasi dengan kepala desa (kades)," ujarnya.
Ia menambahkan sub kontraktor PEPC bersama disperinaker tahun lalu sudah pernah merekrut tenaga kerja di proyek unitisasi pengembangan lapangan gas JTB, tapi jumlahnya masih terbatas.
"Hanya ada beberapa tenaga kerja keamanan yang diterima," ujarnya.
Yang jelas, menurut Kasi Informasi Pasar Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Sugi Hartono, pemkab terus meningkatkan kemampuan tenaga kerja terampil di daerahnya dengan menggelar berbagai pelatihan.
"Tenaga kerja terampil di Bojonegoro jumlahnya cukup banyak. Kami minta PEPC tidak merekrut tenaga kerja dari luar kalau memang tenaga kerja yang dibutuhkan tersedia," kata Sugi menegaskan.
Selain itu, ia juga mengatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekarang ini menggelar program pelatihan sertifikasi bagi tenaga kerja di Bojonegoro, dan Tuban, Jawa Timur, serta Blora, Jawa Tengah.
Masing-masing kabupaten ada 33 tenaga kerja yang mengikuti pelatihan sektor migas di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Minyak gas dan Bumi, Cepu, Jawa Tengah.
Seperti pelatihan bidang operator pesawat angkat unikt mobil crane, operator K3 dan operator pesawat angkat unit forklif. Pelatihan yang sudah berjalan sejak 11 Februari sampai 2 Mei.
Proyek unititasi pengembangan gas JTB diawali dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017. Diperkirakan proyek itu akan menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja.
Proyek dengan dengan investasi sebesar 1,547miliar dolar Amerika Serikat bisa berjalan setelah ada pengurangan "plant of development" (POD) dari 2,1 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 1,547 miliar dolar Amerika Serikat.
Selain itu juga ada kesepakatan antara PT Pertamina EP dengan PLN sebagai pembeli gas JTB dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Bojonegoro Joko Santoso di Bojonegoro, Kamis. menjelaskan sampai sekarang PEPC belum melapor akan menerima tenaga kerja proyek unitisasi pengembangan lapangan gas JTB.
Sebab, berdasarkan kesepakatan untuk penerimaan tenaga kerja di proyek unitisasi pengembangan gas lapangan JTB, akan melibatkan disperinaker.
"Sampai hari ini kami tidak belum menerima pemberitahuan dari PEPC bahwa akan merekrut tenaga kerja yang akan dipekerjakan di proyek unitisasi pengembangan lapangan JTB," kata dia menjelaskan.
Menurut dia, kemungkinan PEPC sudah menerima tenaga kerja yang dipekerjakan di proyek itu, tapi dilakukan langsung di desa, tapi untuk tenaga kerja tidak terampil.
"Untuk tenaga kerja yang tidak terampil, seperti menguruk tanah langsung direkrut di lapangan berkoordinasi dengan kepala desa (kades)," ujarnya.
Ia menambahkan sub kontraktor PEPC bersama disperinaker tahun lalu sudah pernah merekrut tenaga kerja di proyek unitisasi pengembangan lapangan gas JTB, tapi jumlahnya masih terbatas.
"Hanya ada beberapa tenaga kerja keamanan yang diterima," ujarnya.
Yang jelas, menurut Kasi Informasi Pasar Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Sugi Hartono, pemkab terus meningkatkan kemampuan tenaga kerja terampil di daerahnya dengan menggelar berbagai pelatihan.
"Tenaga kerja terampil di Bojonegoro jumlahnya cukup banyak. Kami minta PEPC tidak merekrut tenaga kerja dari luar kalau memang tenaga kerja yang dibutuhkan tersedia," kata Sugi menegaskan.
Selain itu, ia juga mengatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekarang ini menggelar program pelatihan sertifikasi bagi tenaga kerja di Bojonegoro, dan Tuban, Jawa Timur, serta Blora, Jawa Tengah.
Masing-masing kabupaten ada 33 tenaga kerja yang mengikuti pelatihan sektor migas di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Minyak gas dan Bumi, Cepu, Jawa Tengah.
Seperti pelatihan bidang operator pesawat angkat unikt mobil crane, operator K3 dan operator pesawat angkat unit forklif. Pelatihan yang sudah berjalan sejak 11 Februari sampai 2 Mei.
Proyek unititasi pengembangan gas JTB diawali dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017. Diperkirakan proyek itu akan menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja.
Proyek dengan dengan investasi sebesar 1,547miliar dolar Amerika Serikat bisa berjalan setelah ada pengurangan "plant of development" (POD) dari 2,1 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 1,547 miliar dolar Amerika Serikat.
Selain itu juga ada kesepakatan antara PT Pertamina EP dengan PLN sebagai pembeli gas JTB dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019