Surabaya (Antaranews Jatim) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meminta pelaku media tidak perlu khawatir atau ketakutan dengan digitalisasi, sebab itu hanyalah alat, sehingga harus dimanfaatkan.
     
"Saya tidak terlalu khawatir dengan perubahan yang terjadi saat ini atau dengan digitalisasi, karena saya selalu membedakan antara konten dengan media," kata Rudiantara, saat membuka Konvensi Nasional Media Massa dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Surabaya, Jumat.
     
Ia mengatakan, dalam industri media saat ini ada dua hal yang harus dibedakan, yakni antara konten dan media. Dan konten itu tergantung dari sumber daya manusianya atau kemampunya.
     
"Jadi, konten dan media itu harus dipisahkan. Dan kunci ketahanan media saat ini ada pada profesialisme dari para jurnalisnya," katanya.
     
Rudiantara mengakui perubahan media cetak ke elektronik, lalu ke media daring, dan kemudian ke media sosial memang tidak bisa dihindari. Namun apapun platformnya, akan kembali kepada konten atau sumber daya manusianya. 
     
Untuk memperkuat sumber daya manusia dalam dunia jurnalistik, banyak lembaganya, sepertri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalisme Independen (AJI) atau pun Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI), kemudian baru masuk ke wilayah medianya.
     
"Kita seolah-olah berfikiran akan habis dengan digitalisasi yang ada, padahal di tempat lain digitalisasi digunakan untuk menumbuhkan ekonomi atau mendorong pertumbuhan entrepreneur," katanya.
     
Di Indonesia, kata dia, masih jarang ada media memanfaatkan konsep "startup" yang fokus pada dunia pemberitaan, padahal contohnya sudah banyak dalam hal ekonomi.
     
Model bisnis digital yang fokus pada startup, merupakan model bisnis baru, yang memisahkan antara kepemilikan dengan investasi atau investor.
     
Oleh karena itu, Rudiantara meminta kepada pelaku media untuk tidak telalu memusingkan digitalisasi yang ada, karena itu hanyalah sebagai alat yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong ekonomi dengan model-model bisnis baru.(*)





 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019