Surabaya (Antaranews Jatim) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong perusahaan membuka peluang kerja seluas-luasnya bagi disabilitas, sebab peluang kerja di industri bukan hanya milik masyarakat yang memiliki kelengkapan fisik.
"Pemerintah, dalam hal ini Kemenperin siap memfasilitasi pelatihan pembekalan kompetensinya dan tahun ini kami memberikan diklat sistem 3 in 1 yang diikuti 50 orang penyandang disabilitas, dan mereka langsung ditempatkan bekerja di PT Pradipta Perkasa Makmur, Jombang," kata Airlangga di Surabaya, Kamis.
Airlangga dalam acara peluncuran program pendidikan vokasi serta penandatanganan kerja sama antara pihak industri dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu mengatakan, Kemenperin pada 2019 siap memfasilitasi hingga sebanyak 72 ribu penyandang disabilitas untuk diberi pembekalan agar bisa bekerja di industri.
Dan beberapa perusahaan atau industri yang berpotensi membuka peluang kerja bagi disabilitas, antara lain tekstil, clothing, dan garmen, termasuk sepatu, elektronik, dan pengelasan.
"Kemenperin juga terus mendorong konsep industri yang ramah disabilitas dan kami siap fasilitasi apabila ada perusahaan yang memesan, sehingga bisa langsung diserap," katanya.
Sebelumnya, pada 31 Januari 2019, Kemenperin bersama Kementerian Sosial juga telah membuka diklat sistem 3 in 1 bagi 268 penyandang disabilitas di bidang industri garmen dan alas kaki yang seluruhnya akan ditempatkan bekerja di 11 perusahaan.
Kerja sama itu menunjukkan kinerja penyandang disabilitas di industri tidak kalah dibanding masyarakat umum, sehingga semakin banyak perusahaan yang memberikan kesempatan kerja.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyebutkan, diklat bagi penyandang disabilitas dilakukan dengan kerjsa sama berbagai pihak, seperti diklat alas kaki oleh BPIPI Sidoarjo yang kemudian ditempatkan bekerja di PT PEI HAI Jombang dan PT SCP Jombang.
Diklat operator mesin industri garmen yang dilakukan BDI Surabaya yang kemudian ditempatkan bekerja di PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Sukoharjo dan PT YEMI Pasuruan.
Ada lagi diklat operator mesin injeksi alas kaki khusus penyandang disabilitas oleh BDI Yogyakarta yang ditempatkan bekerja pada PT Pradipta Perkasa Makmur, Jombang.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Pemerintah, dalam hal ini Kemenperin siap memfasilitasi pelatihan pembekalan kompetensinya dan tahun ini kami memberikan diklat sistem 3 in 1 yang diikuti 50 orang penyandang disabilitas, dan mereka langsung ditempatkan bekerja di PT Pradipta Perkasa Makmur, Jombang," kata Airlangga di Surabaya, Kamis.
Airlangga dalam acara peluncuran program pendidikan vokasi serta penandatanganan kerja sama antara pihak industri dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu mengatakan, Kemenperin pada 2019 siap memfasilitasi hingga sebanyak 72 ribu penyandang disabilitas untuk diberi pembekalan agar bisa bekerja di industri.
Dan beberapa perusahaan atau industri yang berpotensi membuka peluang kerja bagi disabilitas, antara lain tekstil, clothing, dan garmen, termasuk sepatu, elektronik, dan pengelasan.
"Kemenperin juga terus mendorong konsep industri yang ramah disabilitas dan kami siap fasilitasi apabila ada perusahaan yang memesan, sehingga bisa langsung diserap," katanya.
Sebelumnya, pada 31 Januari 2019, Kemenperin bersama Kementerian Sosial juga telah membuka diklat sistem 3 in 1 bagi 268 penyandang disabilitas di bidang industri garmen dan alas kaki yang seluruhnya akan ditempatkan bekerja di 11 perusahaan.
Kerja sama itu menunjukkan kinerja penyandang disabilitas di industri tidak kalah dibanding masyarakat umum, sehingga semakin banyak perusahaan yang memberikan kesempatan kerja.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyebutkan, diklat bagi penyandang disabilitas dilakukan dengan kerjsa sama berbagai pihak, seperti diklat alas kaki oleh BPIPI Sidoarjo yang kemudian ditempatkan bekerja di PT PEI HAI Jombang dan PT SCP Jombang.
Diklat operator mesin industri garmen yang dilakukan BDI Surabaya yang kemudian ditempatkan bekerja di PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Sukoharjo dan PT YEMI Pasuruan.
Ada lagi diklat operator mesin injeksi alas kaki khusus penyandang disabilitas oleh BDI Yogyakarta yang ditempatkan bekerja pada PT Pradipta Perkasa Makmur, Jombang.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019