Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Perum Jasa Tirta (PJT) I Sub Divisi Jasa ASA III/3 di Bojonegoro, Jawa Timur, memastikan sembilan early warning system (EWS) atau peringatan dini bahaya banjir yang terpasang di hilir, Jawa Timur, berfungsi normal.
"Semua EWS yang terpasang berfungsi. Sebelum masuk musim hujan kami sudah melakukan pengecekan sembilan EWS di hilir Jawa Timur," kata Pengamat Prasarana Pengairan PJT I Sub Divisi Jasa ASA III/3 Bojonegoro Muhammad Yudo Nugroho, di Bojonegoro, Rabu.
Ia membantah bahwa EWS yang terpasang di taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, Bojonegoro, tidak berfungsi.
"Sudah kami cek EWS di TBS berfungsi. Peralatan itu musim hujan ini belum pernah berbunyi karena ketinggian air Bengawan Solo belum pernah mencapai 14,00 meter," tambahnya.
Ia menyebutkan ada sembilan EWS yang terpasang di daerah hilir Bojonegoro, Tuban dan Lamongan. Di Bojonegoro, EWS selain terpasang di TBS, juga di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, di wilayah Selatan yang biasa terjadi banjir bandang.
"EWS di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, juga berfungsi," ucap dia dibenarkan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Eko Susanto.
Lokasi EWS lainnya, antara lain, EWS untuk memantau banjir Bengawan Solo di Tuban yaitu di Desa Sumberejo,Kecamatan Rengel, dan Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang. Di Lamongan EWS yang terpasang yaitu di Desa Keduyung, Kecamatan Laren dan Desa Konang, Kecamatan Glagah.
"EWS berfungsi apabila terjadi genangan lokal di sekitar lokasi. Tapi secara umum EWS berfungsi apabila banjir luapan Bengawan Solo di Bojonegoro ketinggiannya mencapai 14,5 meter," jelasnya.
Pejabat Pelaksana Kepala BPBD Bojonegoro, Nadif Ulfia membenarkan sungai terpanjang di Jawa di daerahnya belum meluap selama musim hujan.
"Tapi sejumlah lokasi di daerah kami sudah terjadi banjir bandang disebabkan sungai meluap tidak mampu menampung air hujan," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Semua EWS yang terpasang berfungsi. Sebelum masuk musim hujan kami sudah melakukan pengecekan sembilan EWS di hilir Jawa Timur," kata Pengamat Prasarana Pengairan PJT I Sub Divisi Jasa ASA III/3 Bojonegoro Muhammad Yudo Nugroho, di Bojonegoro, Rabu.
Ia membantah bahwa EWS yang terpasang di taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, Bojonegoro, tidak berfungsi.
"Sudah kami cek EWS di TBS berfungsi. Peralatan itu musim hujan ini belum pernah berbunyi karena ketinggian air Bengawan Solo belum pernah mencapai 14,00 meter," tambahnya.
Ia menyebutkan ada sembilan EWS yang terpasang di daerah hilir Bojonegoro, Tuban dan Lamongan. Di Bojonegoro, EWS selain terpasang di TBS, juga di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, di wilayah Selatan yang biasa terjadi banjir bandang.
"EWS di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, juga berfungsi," ucap dia dibenarkan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Eko Susanto.
Lokasi EWS lainnya, antara lain, EWS untuk memantau banjir Bengawan Solo di Tuban yaitu di Desa Sumberejo,Kecamatan Rengel, dan Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang. Di Lamongan EWS yang terpasang yaitu di Desa Keduyung, Kecamatan Laren dan Desa Konang, Kecamatan Glagah.
"EWS berfungsi apabila terjadi genangan lokal di sekitar lokasi. Tapi secara umum EWS berfungsi apabila banjir luapan Bengawan Solo di Bojonegoro ketinggiannya mencapai 14,5 meter," jelasnya.
Pejabat Pelaksana Kepala BPBD Bojonegoro, Nadif Ulfia membenarkan sungai terpanjang di Jawa di daerahnya belum meluap selama musim hujan.
"Tapi sejumlah lokasi di daerah kami sudah terjadi banjir bandang disebabkan sungai meluap tidak mampu menampung air hujan," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019