Jember (Antaranews Jatim) - Inflasi pada Januari 2019 di Kabupaten Jember sebesar 0,15 persen dan angka tersebut masih di bawah inflasi Jawa Timur sebesar 0,34 persen dan inflasi nasional sebesar 0,32 persen.
     
"Dari delapan kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur, semua mengalami inflasi dan Jember menempati urutan ketiga terendah setelah Kota Probolinggo dan Kediri," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Indriya Purwaningsih di Kantor BPS setempat, Jumat.
     
Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, inflasi tertinggi terjadi di Kota Malang sebesar 0,53 persen diikuti  Kabupaten Banyuwangi dengan inflasi sebesar 0,39 persen, Kota Madiun dan Kota Surabaya dengan inflasi sebesar 0,33 persen, Kabupaten Sumenep sebesar 0,32 persen, Kabupaten Jember dan Kota Kediri sebesar 0,15 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo sebesar 0,12 persen. 
     
"Berdasarkan data series,  inflasi month to month (mtm) pada Januari 2019 di Jember merupakan inflasi terendah dibandingkan pada bulan yang sama pada tahun 2016 tercatat sebesar 0,43 persen, pada Januari 2017 sebesar 1,46 persen, dan Januari 2018 sebesar 0,56 persen," tuturnya.
     
Menurutnya komoditas utama pendorong laju inflasi yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi bulan Januari 2019 di Jember yakni wortel, upah pembantu rumah tangga, sewa rumah, bayam, bawang merah, emas perhiasan, beras, tomat sayur, daging sapi, dan kacang panjang.
     
"Wortel mengalami inflasi sebesar 17,23 persen dengan memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Jember yakni sebesar 0,05 persen, kemudian upah rumah tangga inflasi sebesar 4,60 persen dengan memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen, dan urutan ketiga sewa rumah mengalami inflasi 2,95 persen dengan memberikan sumbangan inflasi 0,02 persen," katanya.
     
Ia mengatakan beberapa komoditas sayur-sayuran menjadi penyumbang inflasi, seperti wortel, bayam, bawang merah, tomat sayur, dan kacang panjang karena faktor musim yang mempengaruhi ketersediaan barang di pasar, serta produksi hortikultura tersebut juga mengalami penurunan berdasarkan data Dinas Pertanian Jember.
     
"Berdasarkan data Dinas Pertanian Jember juga menyebutkan tidak ada petani yang menanam wortel di Jember, sehingga seluruh wortel yang dipasok ke pasar berasal dari kabupaten tetangga yang memiliki lahan hortikultura wortel, sehingga sesuai hukum ekonomi permintaan yang meningkat atau stabil, sedangkan pasokan berkurang akan menyebabkan harga komoditas tersebut naik," katanya.
     
Sementara Kasi Statistik Distribusi BPS Jember Candra Bhirawa mengatakan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah bensin, jeruk, minyak goreng, telur ayam ras, udang basah, daging ayam ras, tarif kereta api, besi beton, salak dan handuk.
   
 "Pemerintah yang mengeluarkan kebijakan menurunkan harga bahan bakar minyak nonsubsidi berdampak pada tingginya bensin yang menjadi penyumbang deflasi di Kabupaten Jember," katanya.
     
Ia mengatakan inflasi bulan Januari 2019 komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,26 persen dan komponen diatur pemerintah (administered) mengalami deflasi sebesar 0,51 persen dan komponen bergejolak (volatile foods) mengalami inflasi sebesar 0,53 persen.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019