Surabaya (Antaranews Jatim) - Mahasiswi Program English for Business UK Petra Natasya Evelyn Alamsyah meraih "Favorite Video Challenge" setelah mengalahkan 562 delegasi dari seluruh dunia dalam kompetisi yang diadakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kuala Lumpur, Malaysia beberapa waktu lalu.
"Kemenangan ini menjadi sebuah berkat yang luar biasa, saya hanya melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan. Tidak berharap menang," kata Natasya di Surabaya, Minggu.
Natasya menjelaskan, pada kompetisi bertajuk Global Goals Model United Nations ini mengambil tema "Let’s Realize 17 Goals for a Brighter World" yang terdiri dari dua babak. Para peserta berusia 18-23 tahun juga diharuskan membuat paper sekaligus menjawab beberapa pertanyaan yang sesuai dengan topik.
"Sebagai bagian dari tahap pertama dan membuat video mengenai topik yang telah dipilih tersebut setelah dinyatakan lulus tahap pertama. Ada 17 sub tema dan bisa dipilih salah satu oleh peserta kompetisi," ujarnya.
Natasya mengambil sub tema mengenai air bersih dan sanitas dan mendapatkan soal mengenai air bersih dan sanitasi negara Singapura. Selama satu bulan, ia mencari data dan informasi mengenai air bersih dan sanitasi negara Singapura.
"Saya sempat tidak yakin bisa menyelesaikan paper ini, sebab sangat minim informasi. Hingga suatu hari saya melihat debat salah satu menteri di Singapura yang membahas hal ini. Maka jadilah saya menggali lebih jauh dan membuat paper tersebut," ucapnya.
Setelah mendapat pengumuman melaju ke babak selanjutnya dan diminta membuat video, segera mahasiswi angkatan 2017 ini membuat konsep videonya.
Pada babak itu, dia harus melawan 562 delegasi dari 53 negara. Natasya membuat video berdurasi satu menit yang diambil di tempat asalnya yaitu Kediri, Jawa Timur dan hanya dalam waktu satu hari saja.
Ia menceritakan bahwa cara mengatasi masalah air bersih dan sanitasi itu harus dimulai dari diri sendiri bukan dari yang lainnya.
Video itu mengisahkan kebiasaan anak muda yang katanya dikatakan agen perubahan tetapi masih sering membuang-buang air bersih dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi berubah setelah mengetahui bahwa air bersih itu ternyata penting untuk seluruh umat manusia di dunia ini.
"Jika kita sudah dengan sadar diri bahwa perlu menghemat air bersih dari kebiasaan sehari-hari kita mulai dari bangun tidur maka secara otomatis kita akan membantu orang lain dari negara lain untuk tidak kekurangan air," katanya.
Menurut Natasnya, konsep video itu yang membuatnya medali dan piagam mengalahkan ratusan delegasi lain. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kemenangan ini menjadi sebuah berkat yang luar biasa, saya hanya melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan. Tidak berharap menang," kata Natasya di Surabaya, Minggu.
Natasya menjelaskan, pada kompetisi bertajuk Global Goals Model United Nations ini mengambil tema "Let’s Realize 17 Goals for a Brighter World" yang terdiri dari dua babak. Para peserta berusia 18-23 tahun juga diharuskan membuat paper sekaligus menjawab beberapa pertanyaan yang sesuai dengan topik.
"Sebagai bagian dari tahap pertama dan membuat video mengenai topik yang telah dipilih tersebut setelah dinyatakan lulus tahap pertama. Ada 17 sub tema dan bisa dipilih salah satu oleh peserta kompetisi," ujarnya.
Natasya mengambil sub tema mengenai air bersih dan sanitas dan mendapatkan soal mengenai air bersih dan sanitasi negara Singapura. Selama satu bulan, ia mencari data dan informasi mengenai air bersih dan sanitasi negara Singapura.
"Saya sempat tidak yakin bisa menyelesaikan paper ini, sebab sangat minim informasi. Hingga suatu hari saya melihat debat salah satu menteri di Singapura yang membahas hal ini. Maka jadilah saya menggali lebih jauh dan membuat paper tersebut," ucapnya.
Setelah mendapat pengumuman melaju ke babak selanjutnya dan diminta membuat video, segera mahasiswi angkatan 2017 ini membuat konsep videonya.
Pada babak itu, dia harus melawan 562 delegasi dari 53 negara. Natasya membuat video berdurasi satu menit yang diambil di tempat asalnya yaitu Kediri, Jawa Timur dan hanya dalam waktu satu hari saja.
Ia menceritakan bahwa cara mengatasi masalah air bersih dan sanitasi itu harus dimulai dari diri sendiri bukan dari yang lainnya.
Video itu mengisahkan kebiasaan anak muda yang katanya dikatakan agen perubahan tetapi masih sering membuang-buang air bersih dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi berubah setelah mengetahui bahwa air bersih itu ternyata penting untuk seluruh umat manusia di dunia ini.
"Jika kita sudah dengan sadar diri bahwa perlu menghemat air bersih dari kebiasaan sehari-hari kita mulai dari bangun tidur maka secara otomatis kita akan membantu orang lain dari negara lain untuk tidak kekurangan air," katanya.
Menurut Natasnya, konsep video itu yang membuatnya medali dan piagam mengalahkan ratusan delegasi lain. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019