Surabaya (Antaranews Jatim) - Lembaga riset politik Surabaya Consulting Group (SCG) menyoroti dinamika di pemerintah daerah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, yang melibatkan Bupati Emil Dardak dan wakilnya Mochammad Nur Arifin.

"Publik berhak tahu ada apa di balik polemik di media yang melibatkan keduanya dalam beberapa hari terakhir ini," ujar Direktur Komunikasi Politik SCG Aprizaldi kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Dinamika terjadi seiring menghilangnya Wabup Trenggalek selama lebih dari sepekan, lalu bupati menginformasikannya ke Gubernur Jatim Soekarwo sehingga muncul sorotan dari banyak pihak.

Aldi, sapaan akrabnya, menilai sangat menarik untuk mencermati alasan wakil bupati yang cenderung diam menyikapi polemik tersebut.

"Diamnya Mas Ipin (sapaan akrab wakil bupati) bisa dimaknai dalam dua tafsir politik. Pertama sebagai bentuk kesantunan berpolitik karena Arifin memang bawahan Emil, dan kedua, terdapat unsur politik di balik sikap diam dan menepinya ia dari hiruk-pikuk," ucapnya.

Menurut dia, Mas Ipin yang dikenal sebagai santri dan aktif di Ansor Jatim memegang tradisi selalu taat kepada seniornya, sehingga sikap diam bisa dimaknai sebagai bentuk penghormatan terhadap Emil sebagai atasan serta menghindari berpolemik secara terbuka.

Melihat rekam jejak Mas Ipin, kata dia, bukan tipe orang yang lari dari tugas karena hampir setiap hari membuat program Lapor Rakyat untuk mengabarkan kerjanya.

"Publik juga mengenal sebagai sosok muda tangguh yang memulai perjuangan politiknya dari bawah, dari nol tanpa membawa orang tua atau patron tertentu. Jadi menarik untuk tahu ada apa di balik sikap Mas Ipin," katanya.

Karena itulah, lanjut dia, sangat besar kemungkinan ada tekanan-tekanan politik terkait penunjukan posisi wakil bupati baru setelah Mas Ipin sebagai bupati, seiring dilantiknya Emil Dardak sebagai Wagub Jatim 2019-2024.

"Ada rumor politik bahwa Mas Ipin ditekan pihak tertentu untuk menerima sosok wabup baru. Padahal, sebagai bupati perlu orang sehati untuk membangun Trenggalek. Nah, ketika ada tekanan, ia rupanya memilih menepi karena tak mau berpolemik terbuka, apalagi dengan pihak yang dianggap seniornya," kata Aldi. (*)

Baca juga: PDIP Ikut Klarifikasi Kabar "Menghilangnya" Wabup Trenggalek
Baca juga: Dikabarkan "Menghilang", Wabup Trenggalek Hadiri Istighatsah Kubro Ma'ruf Amin
Baca juga: Wabup Trenggalek Sesalkan Pencopotan Ajudan

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019