Malang (Antaranews Jatim) - Otoritas Jasa Keuangan mendorong para pelaku usaha yang ada di Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang atau wilayah Malang Raya untuk menggenjot ekspor guna meningkatkan kinerja ekspor nasional.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, para pemangku kepentingan yang ada di wilayah Malang Raya, harus melakukan pemetaan terkait upaya peningkatan kinerja ekspor tersebut, khususnya untuk komoditas-komoditas unggulan.

"Kita harus mendorong ekspor, nanti di Malang Raya ini ada komoditas apa saja. Apakah kopi atau ikan, kami siap memfasilitasi, insentif apa yang diperlukan," kata Wimboh, dalam sambutannya pada peresmian Kantor Otoritas Jasa Keuangan Malang, di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa.

Wimboh menjelaskan, upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor tersebut, untuk menghadapi tantangan defisit neraca berjalan. Salah satu langkah untuk menekan defisit tersebut, diperlukan peningkatan eskpor dan menciptakan barang-barang subtitusi impor yang dihasilkan di dalam negeri.

Menurut Wimboh, pemerintah sudah menyiapkan berbagai insentif bagi para pelaku usaha terkait upaya untuk mengatasi defisit neraca berjalan tersebut. Beberapa diantaranya adalah akses kredit terhadap pelaku usaha, termasuk investasi di pasar modal.

"Supaya ekspor dari Malang ini tambah banyak, pelaku usaha perlu insentif apa saja, apa perlu investasi pasar modal, silakan berbicara dengan kami," ujarnya.

Selain mendorong kinerja ekspor untuk mengurangi defisit neraca berjalan tersebut, upaya lainnya adalah, dengan mengembangkan berbagai macam pembiayaan barang subtitusi impor. Salah satu contoh dalam subtitusi impor adalah, penerapan kebijakan mandatori B20.

B20 merupakan bauran antara solar dengan minyak sawit sebanyak 20 persen, untuk kendaraan diesel atau yang menggunakan solar.

"Industri di Malang yang bisa kita dorong untuk memproduksi barang subtitusi impor, nanti fasilitas atau insentif apa yang bisa diberikan, atau diminta. Yang jelas, Kementerian Keuangan sudah siap dengan tax holiday," ujar Wimboh.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2018, ekspor Indonesia mencapai 180,06 miliar dolar AS atau meningkat 6,65 persen dibanding periode yang sama tahun 2017. Sedangkan ekspor nonmigas pada 2018, tercatat 162,65 miliar dolar AS atau meningkat 6,25 persen.

Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang ekspor terbesar kedua setelah Provinsi Jawa Barat. Tercatat, berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Jawa Barat senilau 30,37 miliar dolar AS, diikuti Jawa Timur 19,07 miliar dolar AS, dan Kalimantan Timur sebesar 18,56 miliar dolar AS. (*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019