Surabaya (Antaranews Jatim) - Pakar komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya Dr Suko Widodo menilai debat pertama pasangan calon presiden-wakil presiden yang digelar Kamis (17/1) malam kurang gereget dan terkesan kaku.

"Saya menyaksikan debat pertama masih belum menemukan suasana greget dan terasa ada kekeringan pesan yang visioner," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya, Jumat.

Debat pertama yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta mengangkat tema hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi dan terorisme.

Dosen Fisip Unair itu mencatat kedua kandidat belum memperlihatkan visinya dalam persoalan atau topik yang dibahas, kemudian jawaban yang mengemuka dari panelis seharusnya bersifat konsep strategi mendatang, bukan membahas per kasus.

"Belum muncul gagasan visioner yang bisa menarik perhatian audiens. Malahan, topiknya membelok soal ekonomi, padahal kasus yang dibahas soal hukum, korupsi dan HAM," ucapnya.

Menurut dia, agar ke depan lebih baik maka pemandu juga harus lebih santai dan penataan panggung dihindarkan dari "gangguan" penonton atau pendukung.

"Ini agar kandidat bisa leluasa mengeksplorasi gagasan visinya. Semoga debat ke depan akan lebih baik," ucap ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair tersebut.

Pemilihan Presiden diselenggarakan pada 17 April 2019 dan diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-KH Ma'ruf Amin di nomor urut 01, kemudian Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019