Malang (Antaranews Jatim) - Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama operasional serta pengelolaan aset seluas kurang lebih 27,4 hektare yang berlaku selama kurun waktu dua tahun, dengan Pangkalan Udara TNI AU Abdulrachman Saleh Malang.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur Fattah Jasin mengatakan, setidaknya ada empat poin penting yang tercantum dalam kerja sama operasional pada bandara tersebut, yang dikelola Unit Pelayanan Teknis Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur tersebut.

"Perjanjian kerja sama ini menyangkut aset, yakni pengelolaan aset bandara seluas 27,4 hektare yang dikelola oleh UPT Dinas Perhubungan, dan operasional," kata Fattah, di Kota Malang, Rabu.

Dalam perjanjian kerja sama tersebut meliputi penetapan jam operasional bandara, dimana penerbangan sipil dimulai pada pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Kemudian, terkait dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari UPT Dinas Perhubungan Jawa Timur, dan Lanud Abdulrachman Saleh, termasuk sertifikasi personel.

Selain itu, kerja sama tersebut juga mencakup pengamanan dan keamanan Bandara Abdulrachman Saleh Malang, yang berada di bawah komando dan koordinasi Lanud, dengan personel yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Poin terakhir adalah, kerja sama bidang pengusahaan bandara, yang didalamnya termasuk hibah yang diperlukan.

"Untuk jam operasional penerbangan sipil, harus diperhatikan oleh maskapai. Karena memang wilayah udara yang ada di Malang ini berbeda dengan wilayah lainnya," kata Fattah.

Dalam kesempatan itu, Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Malang Marsma TNI AU Andi Wijaya mengatakan bahwa penandatanganan kerja sama tersebut merupakan bentuk dari penerapan tertib administrasi, dimana pada perjanjian yang baru, disesuaikan dengan perkembangan serta dinamika yang ada.

"Lanud Abdulrachman Saleh, berdasarkan kebijakan TNI, kami membuka diri. Sesungguhnya kawasan ini merupakan 'restricted area'. Namun, kami membuka diri dan turut membantu pengembangan dan pembangunan daerah," kata Andi.

Andi menambahkan, meskipun ada kegiatan penerbangan sipil di Bandara Abdulrachman Saleh Malang, namun tetap tidak mengurangi sisi pertahanan dan keamanan yang ada. Oleh sebab itu, perlu adanya koordinasi dan kesepakatan dari dua belah pihak, yang dituangkan dalam perjanjian tertulis.

Bandara tersebut merupakan tempat bagi pesawat Hercules C-130 dan Super Tucano, sebagai pengganti OV-10 Bronco milik TNI AU. Lokasi bandara yang dikelilingi oleh beberapa gunung seperti Gunung Bromo, Gunung Arjuno, dan Gunung Semeru, membuat Pangkalan Udara tersebut merupakan salah satu pangkalan udara yang strategis di Indonesia.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018