Malang (Antaranews Jatim) - Stand usaha kecil menengah (UKM) yang diusung Kota Malang meraih gelar terbaik pertama di ajang Batam Fiesta 2018, yang diselenggarakan pada 7-9 Desember lalu.
      
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang Tri Widyani Pangestuti mengemukakan pada ajang Batam Fiesta 2018 stand kota Malang meraih Terbaik Pertama. "kami menghadirkan dan memfasilitasi 6 UKM dan menyajikan sejumlah produk khas Malangan," kata Tri Widyani Pengestuti dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Senin.
      
Produk-produk yang menghiasi enam stand Kota Malang di ajang Batam Fiesta 2018 tersebut, di antaranya adalah batik Malangan (sundari),  jilbab sulam, tas kulit lukis,  aksesori wayang, baju lukis, aksesoris topeng Malang, kripik tempe, kripik telor asin, kripik dendeng daun singkong, edamame telor asin, kripik mendol, kripik castangel, dan semprit tempo dulu.
      
Menurut Tri Widyani yang akrab dipanggil Yani itu,  stand kota Malang mampu menyedot dan menarik pengunjung untuk bertandang sekaligus bertransaksi. "Pak Wali (Wali Kota Malang Sutiaji), menekankan agar kami agresif menjemput pasar. Salah satunya kami manifestasikan pada keikutsertaan dalam pameran dagang seperti ini," ucap Yani.
      
Produk-produk khas Malang harus gencar dikenalkan. "Alhamdulillah dari sekian pengunjung ada pelaku usaha dari Singapura yang tertarik dan mengambil (ekspor) produk tas kulit lukis dan produk olahan kripik," papar Yani.
      
Di ajang Batam Fiesta tersebut, misi yang diemban Kota Malang adalah channeling agar pelaku UKM dapat tahu segmen pasarnya secara langsung.  Oleh karena itu, ketika ditanya target omzet,  Yani mengaku tidak mematok karena tujuan utamanya lebih mengarah pada pascapameran, mendapatkan trader, seperti calon eksportir Singapura tersebut. Dari produk yang dibawa terbatas, para UKM yang diikutkan meraih omzet sekitar Rp12 juta hingga Rp15 juta.
      
Menanggapi raihan tersebut, Wali Kota Malang  Sutiaji menyampaikan agar UMKM naik kelas harus didorong secara masif. "Ini makin menguatkan sekaligus mengharmonisasikan pertumbuhan ekonomi kota Malang  yang sudah cukup tinggi, yakni 5,6 persen, namun belum merata," kata Sutiaji.
       
Belum meratanya pertumbuhan ekonomi tersebut, ujar Sutiaji,  karena pertumbuhan yang ada berpusara pada kelompok menengah ke atas. Dan, kondisi ini yang menyebabkan gini rasio Kota Malang masih tinggi.
      
"Untuk itu langkah pembinaan, peningkatan mutu, penguatan permodalan, promosi yang gencar serta aktif dalam ajang temu produsen dan pembeli (sellers dan buyers) harus disentuhkan kepada UMKM kota Malang," papar Sutiaji.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018