Trenggalek (Antaranews Jatim) -  Bloomberg Harvard City Leadership Initiave, Senin, mulai menggelar kegiatan Boot Camp di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, untuk memberikan pelatihan terhadap inovasi pembangunan wilayah yang saat ini sedang dikembangkan Pemkab Trenggalek.

Kasubbag Humas Pemkab Trenggalek Agus Wiyono, Senin menjelaskan, kegiatan "boot camp" itu diikuti beberapa pejabat daerah setempat. Bahkan Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak dan Wakilnya Moch Nur Arifin juga ikut ambil bagian.

"Boot Camp ini merupakan salah satu bentuk pendampingan yang diberikan perusahaan besar sekelas Bloomberg dan Universitas terbaik di Dunia Harvard University terhadap inovasi yang sedang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Trenggalek," tutur Agus, menjelaskan.

Dalam sebuah kelas, peserta boot camp mendapatkan materi yang cukup komplek dari perwakilan Bloomberg-Harvard City Leadership Initiave.

Menurut penjelasan Agus, pelatih/instruktur dalam kegiatan tersebut merupakan seorang ahli dalam bidang social impact, Amanda Nooman yang memang didelegasikan Bloomberg-Harvard City Leadership Initiative untuk mendampingi inovasi yang sedang dikembangkan Pemkab Trenggalek.

Khususnya dalam hal pengembangan konsep Science Technopark minyak Atsiri di Wilayah Kecamatan Bendungan.

"Kami tentu sangat bersyukur mendapatkan pendampingan dari Amanda Nooman. Sebab beliau ini adalah ahli yang telah mengantarkan banyak daerah di negara-negara dunia, salah satunya Los Angeles sehingga mampu memenangkan inovasi perkotaan di Amerika," ujar Bupati Emil saat dimintai keterangan terkait kegiatan boot camp yang diinisiasi Bloomberg-Harvard City Leadership Initiative.

Emil berharap, melalui pendampingan dari Amanda akan membawa kebaikan bagi Kabupaten Trenggalek.

"Trenggalek menjadi salah satu kota yang terpilih dari 40 kota besar di dunia yang lolos seleksi Bloomberg Harvard City Leadership Initiative Tahun 2018," kata Emil.

Dia mengatakan, perusahaan multinasional Bloomberg beberapa tahun terakhir terus bekerja sama dengan Harvard University untuk menggelar kegiatan dalam upaya mendorong inovasi kota-kota di dunia agar bisa berkembang.

"Trenggalek menjadi satu-satunya kota di Asia yang terpilih dalam ajang ini," ucap Emil Dardak.

Dikatakan, Trenggalek akan bersama Bloomberg dan Harvard University hingga akhir Juni tahun 2019.
Wabup Trenggalek Moch Nur Arifin (tengah) didampingi Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak (kiri) menyerahkan cinderamata berupa lukisan sketsa kepada narasumber ahli dari Bloomberg-Harvard City Leadership Initiave, Amanda Nooman (kanan) di sela kegiatan Boot Camp di Trenggalek, Senin (3/12) (IST/Foto Humas Pemkab Trenggalek) (IST/Foto Humas Pemkab Trenggalek/)

"Tentunya ini merupakan waktu yang berharga bagi Kabupaten Trenggalek bisa berdampingan dengan Bloomberg dan Harvard University," ujarnya.

Kepada Amanda, Emil Dardak mengenalkan bahwasanya Trenggalek bukanlah sebuah kota dengan populasi penduduk yang tinggi dan banyak urbanisasi, melainkan sebuah kota yang berdampingan dengan alam dan di sini punya peran sangat penting.

Emil memberi gambaran, "Trenggalek merupakan perpaduan kota dengan desa, dan pada waktu di Madrid bersama Wali kota-Wali kota lainnya kita sepakat peran kota perantara menjadi penting untuk pembangunan di dunia".

Pola pembangunan yang terlalu bertumpu dengan kota-kota metropolis, menyebabkan masalah-masalah lingkungan hidup, masalah sosial dan juga masalah daya saing ekonomi di negara-negara lain.

Sedangkan Trenggalek sangat cocok menjadi contoh kota intermediate tersebut.

Salah satu fungsi yang diinginkan bersama dalam sisi Pemerintahan adalah mendorong ekonomi lokal maupun ekonomi wilayah.

"Karena inilah Kabupaten Trenggalek, Bloomberg dan Harvard University fokus pada pendampingan science technopark bersama dengan Institut Minyak Atsiri dari Universitas Brawijaya," paparnya.

Kata Emil, saint technopark bukanlah pengembangan kawasan industri yang menarik perusahaan-perusahaan masuk untuk menyewa atau mendirikan perusahaan di bidang ini secara besar-besaran, melainkan lebih mengarah kepada inkubator atau "start-up" usaha-usaha baru.

Harapannya, lanjut dia, orang tinggal di desa mengembangkan industri atau pertanian primernya, tetapi mereka terjun ke kota untuk peluang mendapatkan pengetahuan atau bahkan melakukan kegiatan-kegiatan usahanya.

"Inilah yang ingin kita raih dengan mengembangkan saint technopark," kata Emil. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018