Surabaya (Antaranews Jatim) - Puluhan dokter spesialis mata dari sejumlah daerah berkumpul dan membahas teknologi pengobatan teknik Lasik atau "Laser-Assisted in situ Keratomileusis".

"Terdapat 40 dokter mata se-Jawa yang datang dan membahasnya, sekaligus digelar mini simposium Lasik serta rapat umum pemegang saham National Lasik Center (NLC)," ujar founder NLC, dr Harka Prasetya SpM(K) di sela acara di Surabaya, Minggu.

Lasik adalah metode terpopuler di dunia untuk memperbaiki kelainan mata minus (myopia), mata plus, dan mata silinder (astigmatism) yang prosedurnya dilaksanakan dokter spesialis dengan menggunakan laser atau microkeratome.

Adanya layanan ini, kata dia, diharapkan masyarakat yang ingin terbebas masalah penglihatan sehingga tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, sebab dari sisi harga juga tidak jauh berbeda, yaitu untuk lasik mulai Rp18 juta, sedangkan tindakan operasi mata yang lebih canggih, Smile, bisa mencapai Rp30 juta.

"Jika ada yang mengatakan lasik itu sakit dan berisiko, maka salah besar. Lasik itu aman, tidak sakit dan cepat," ucapnya.

Karena itulah, pihaknya melalui PT Cendikia Netra Madani menyiapkan investasi sebesar Rp30 miliar untuk membangun gedung National Lasik Center (NLC) di Middle East Ring Road (MERR) di kawasan Surabaya Timur.

Saat ini, lanjut dia, pembangunan memasuki tahap pondasi dan ditargetkan akhir tahun depan rampung, sehingga diharapkan pada 2020 sudah bisa beroperasi secara penuh dan melayani masyarakat.

"Kami ingin Surabaya menjadi pusat lasik secara nasional. Lokasi kota ini sangat strategis karena juga menjadi pintu masuk Indonesia timur," katanya.

Pada kesempatan itu, Direktur Medis NLC dr Dini Dharmawidiarini menyampaikan NLC didirikan untuk menyesuaikan layanan kesehatan mata dengan perkembangan zaman, yakni layanan berbasis digital, termasuk tak sekadar klinik lasik, tapi juga sebagai wadah pendidikan kesehatan mata masyarakat.

"Secara khusus kami membidik segmen anak muda. Dengan kualitas penglihatan yang bagus, tentu membuat mereka bisa jauh lebih produktif," Direktur Medis NLC dr Dini Dharmawidiarini SpM(K) yang didampingi komisaris NLC dr Uyik Unari, SpM(K). (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018