Surabaya (Antaranews Jatim) - Kementerian Luar Negeri selama dua hari pada 23-24 November 2018 mengajak mahasiswa di Surabaya berdiskusi terkait isu terkini politik luar negeri melalui kuliah umum yang berlangsung di enam kampus.
"Karena para mahasiswa, khususnya yang mengambil jurusan Hubungan Internasional, selama ini hanya mendapatkan teori. Kami hadir di sini untuk mendiskusikan isu-isu politik luar negeri terkini," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kepada wartawan di Surabaya, Minggu petang.
Menlu Retno pada Sabtu pagi ikut turun langsung memberikan kuliah umum di Kampus C Universitas Airlangga Surabaya.
Kuliah umum lainnya berlangsung pada Junat (23/11) di lima kampus, yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Univeristas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Kristen (UK) Petra, Universitas Surabaya (Ubaya), dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabaya.
Di lima kampus tersebut, kuliah umum disampaikan oleh sejumlah pejabat eselon I Kemenlu.
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu Desra Percaya saat memberikan kuliah umum di UIN Sunan Ampel menyampaikan bahwa Indonesia selalu mendukung perjuangan Palestina melalui bidang ekonomi.
"Salah dukungan di bidang ekonomi yang diberikan adalah dengan memberlakukan tarif 0 persen untuk produk-produk Palestina di Indonesia," katanya.
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Andri Hadi saat memberikan kuliah umum di Unesa menyampaikan bahwa Kemenlu selalu mengupayakan perlindungan bagi warga negara Indonesia di luar negeri.
Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Siswo Pramono saat memberikan kuliah umum di UK Petra lebih menekankan bahwa Indonesia harus berperan besar di pasar dunia atau global.
Selain itu, Direktur Jenderal Kerja Sama Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) saat memberikan kuliah umum di UPN Surabaya menyampaikan bahwa Indonesia berperan penting dalam mitigasi bencana dengan prinsip "One ASEAN One Response".
Sedangkan Direktur Jenderal Multilatelar Kemenlu Febryan A Rudyard saat memberikan kuliah umum di Ubaya memaparkan tentang "Humanitarian Security" yang sedang di kedepankan dalam diplomasi multilateral Indonesia agar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Menlu Retno berharap dari kuliah umum di enam kampus Kota Surabaya ini dapat memberi wawasan kepada para mahasiswa terkait isu terkini diplomasi dan politik luar negeri yang sedang dijalankan pemerintah Indonesia.
"Setidaknya ada garis yang bisa ditarik dari teori yang mereka pelajari di kampus dengan isu politik luar negeri terkini yang kami sampaikan melalui kuliah umum ini," ucapnya. (*)
Video Oleh Hanif Nashrullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Karena para mahasiswa, khususnya yang mengambil jurusan Hubungan Internasional, selama ini hanya mendapatkan teori. Kami hadir di sini untuk mendiskusikan isu-isu politik luar negeri terkini," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kepada wartawan di Surabaya, Minggu petang.
Menlu Retno pada Sabtu pagi ikut turun langsung memberikan kuliah umum di Kampus C Universitas Airlangga Surabaya.
Kuliah umum lainnya berlangsung pada Junat (23/11) di lima kampus, yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Univeristas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Kristen (UK) Petra, Universitas Surabaya (Ubaya), dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabaya.
Di lima kampus tersebut, kuliah umum disampaikan oleh sejumlah pejabat eselon I Kemenlu.
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu Desra Percaya saat memberikan kuliah umum di UIN Sunan Ampel menyampaikan bahwa Indonesia selalu mendukung perjuangan Palestina melalui bidang ekonomi.
"Salah dukungan di bidang ekonomi yang diberikan adalah dengan memberlakukan tarif 0 persen untuk produk-produk Palestina di Indonesia," katanya.
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Andri Hadi saat memberikan kuliah umum di Unesa menyampaikan bahwa Kemenlu selalu mengupayakan perlindungan bagi warga negara Indonesia di luar negeri.
Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Siswo Pramono saat memberikan kuliah umum di UK Petra lebih menekankan bahwa Indonesia harus berperan besar di pasar dunia atau global.
Selain itu, Direktur Jenderal Kerja Sama Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) saat memberikan kuliah umum di UPN Surabaya menyampaikan bahwa Indonesia berperan penting dalam mitigasi bencana dengan prinsip "One ASEAN One Response".
Sedangkan Direktur Jenderal Multilatelar Kemenlu Febryan A Rudyard saat memberikan kuliah umum di Ubaya memaparkan tentang "Humanitarian Security" yang sedang di kedepankan dalam diplomasi multilateral Indonesia agar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Menlu Retno berharap dari kuliah umum di enam kampus Kota Surabaya ini dapat memberi wawasan kepada para mahasiswa terkait isu terkini diplomasi dan politik luar negeri yang sedang dijalankan pemerintah Indonesia.
"Setidaknya ada garis yang bisa ditarik dari teori yang mereka pelajari di kampus dengan isu politik luar negeri terkini yang kami sampaikan melalui kuliah umum ini," ucapnya. (*)
Video Oleh Hanif Nashrullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018