Lumajang (Antaranews Jatim) - Warga Suku Tengger menggelar upacara Unan-unan atau ritual adat di Desa Argosari, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat.
Acara yang diselenggarakan lima tahun sekali itu, dilaksanakan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat Tengger, baik yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, maupun Kabupaten Malang.
Romo Dukun Pinandhita Karioleh di Desa Argosari mengatakan upacara adat Unan-unan merupakan salah satu ritual upacara adat masyarakat Tengger yang bertujuan untuk memohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa dari segala gangguan.
"Tujuannya untuk menetralisir kekuatan negatif yang ada, tidak hanya untuk masyarakat Tengger, ritual Unan-unan juga mendoakan seluruh alam semesta," katanya.
Sebelum menentukan waktu pelaksanaan Unan-unan, lanjut dia, para pemangku adat atau para Romo Dukun berkumpul untuk mengadakan musyawarah adat.
"Ritual Unan-unan dimulai dengan menggelar doa yang dipimpin oleh Romo Dukun. Masyarakat secara bersama-sama mengarak kepala kerbau dan beberapa jodang (tempat sesaji) menuju Sanggar Agung dan diakhiri dengan doa bersama," tuturnya.
Upacara Unan-unan warga Suku Tengger di Desa Argosari, Kecamatan Senduro itu dihadiri oleh Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati.
Indah mengatakan perayaan Unan-unan ataupun perayaan adat yang lain merupakan tanggung jawab pemerintah karena masyarakat Tengger juga masyarakat Lumajang.
"Ke depan, perayaan Unan-unan dan perayanan adat tradisi budaya Suku Tengger yang lain menjadi bagian yang penting dari masyarakat Lumajang, sehingga menjadi tanggung jawab Pemkab Lumajang," katanya.
Ia mengatakan Lumajang memiliki beberapa suku, salah satunya Suku Tengger, oleh karena itu Pemkab Lumajang patut bangga dengan beragam suku yang berada di Kabupaten Lumajang.
"Kita satu bangsa, Suku Tengger termasuk bagian dari Kabupaten Lumajang, sehingga patut bangga dan menghargai adat budaya yang dilakukan masyarakat Tengger pada hari ini," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Acara yang diselenggarakan lima tahun sekali itu, dilaksanakan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat Tengger, baik yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, maupun Kabupaten Malang.
Romo Dukun Pinandhita Karioleh di Desa Argosari mengatakan upacara adat Unan-unan merupakan salah satu ritual upacara adat masyarakat Tengger yang bertujuan untuk memohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa dari segala gangguan.
"Tujuannya untuk menetralisir kekuatan negatif yang ada, tidak hanya untuk masyarakat Tengger, ritual Unan-unan juga mendoakan seluruh alam semesta," katanya.
Sebelum menentukan waktu pelaksanaan Unan-unan, lanjut dia, para pemangku adat atau para Romo Dukun berkumpul untuk mengadakan musyawarah adat.
"Ritual Unan-unan dimulai dengan menggelar doa yang dipimpin oleh Romo Dukun. Masyarakat secara bersama-sama mengarak kepala kerbau dan beberapa jodang (tempat sesaji) menuju Sanggar Agung dan diakhiri dengan doa bersama," tuturnya.
Upacara Unan-unan warga Suku Tengger di Desa Argosari, Kecamatan Senduro itu dihadiri oleh Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati.
Indah mengatakan perayaan Unan-unan ataupun perayaan adat yang lain merupakan tanggung jawab pemerintah karena masyarakat Tengger juga masyarakat Lumajang.
"Ke depan, perayaan Unan-unan dan perayanan adat tradisi budaya Suku Tengger yang lain menjadi bagian yang penting dari masyarakat Lumajang, sehingga menjadi tanggung jawab Pemkab Lumajang," katanya.
Ia mengatakan Lumajang memiliki beberapa suku, salah satunya Suku Tengger, oleh karena itu Pemkab Lumajang patut bangga dengan beragam suku yang berada di Kabupaten Lumajang.
"Kita satu bangsa, Suku Tengger termasuk bagian dari Kabupaten Lumajang, sehingga patut bangga dan menghargai adat budaya yang dilakukan masyarakat Tengger pada hari ini," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018