Lamongan (Antaranews Jatim) - Kabupaten Lamongan, Jawa Timur ditunjuk Kemenko Perekonomian RI melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) menjadi wilayah rujukan diskusi stabilisasi harga, terutama jagung, karena komoditas itu penyumbang infilasi yang cukup besar, sebesar 2 persen.

Perwakilan Kemenko Perekonomian RI, Puji Gunawan dalam keterangan persnya di Lamongan, Jumat megatakan dipilihnya Lamongan karena produksi jagungnya yang tertinggi di Jawa Timur, serta karena komoditas turunannya sebagai penyumbang inflasi yang cukup besar yang hampir sama dengan beras, yakni sebesar 2 persen.

"Inflasi terjadi bukan hanya karena keterjangkauan harga, namun juga berkaitan erat dengan ketersediaan pasokan serta distribusinya. Sehingga ketika terjadi ketidakseimbangan yang terjadi adalah ancaman inflasi yang tinggi," katanya.

Oleh karena, Puji ingin ketersediaan Jagung di Lamongan mampu menahan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan serta distribusi untuk menghindari inflasi tinggi.

Ia berharap dengan produksi jagung yang tinggi di Lamongan, wilayah itu tidak menjadi penyumbang inflasi yang tinggi, seperti halnya yang pernah terjadi di Medan, yakni penghasil cabai namun juga menjadi penyumbang inflasi terbesar untuk cabai.

"Dari Lamongan ini nantinya akan menjadikan input besar bagi TPIP untuk menjadi masukan bagi penyusunan kebijakan selanjutnya," katanya.

Bupati Lamongan, Fadeli mengakui peningkatan produksi jagung di wilayahnya merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani jagung.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistis (BPS) Lamongan, Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Lamongan tahun 2016 sebesar 102, dan naik menjadi menjadi 104,6 di tahun 2017.

"Hal ini tidak mudah karena harus merubah pola pikir petani jagung yang dulu tradisional menjadi pola pikir modern. Yakni melalui penggunaan bibit varietas unggul, perubahan pola tanam, bahkan sampai cara panen," katanya.*

 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018