Surabaya (Antaranews Jatim) - Karang Taruna Kota Surabaya menyatakan remaja yang mempunyai kebiasaan atau perilaku menyimpang menghirup aroma lem atau "ngelem" di Kota Surabaya, Jawa Timur, perlu diselamatkan.
     
"Kebanyakan mereka tidak tahu efeknya dan hanya ikut-ikutan teman dekatnya dan ingin bergaya hidup yang ke barat-baratan," kata Ketua Karang Taruna (Kartar) Kota Surabaya M Arifan kepada Antara di Surabaya, Jumat.
     
Ia menyayangkan adanya temuan remaja menghirup aroma lem terjadi di Kelurahan Kutisari, Tenggilis, Surabaya pada Minggu (11/11). Petugas Polsek Tenggilis  berhasil menangkap 10 anak, dua di antaranya perempuan. Mereka diketahui berumur 10-18 tahun. 
     
Kejadian serupa kembali terjadi di Jalan Banyu Urip, Surabaya pada Senin, (19/11). Tim Odong-Odong Satpol Polisi Pamong Praja (PP) Surabaya berhasil menangkap lima anak yang saat itu kedapatan mabuk saat menghirup lem.  Mereka diketahui berumur sekitar 15-16 tahun.
     
"Kami prihatin dengan kejadian ini. Mungkin saja ngelem ini sudah banyak dilakukan remaja di Kota Surabaya," ujarnya. 
     
Bahkan, lanjut dia, Satuan Tugas Kartar Anti Narkotika (Satgas Kartika) yang dimiliki Kartar Surabaya sudah melihat ada pergerakan khususnya remaja dari kalangan ekonomi ke bawah melakukan penyalahgunaan narkoba dengan alat atau cara yang murah, di antaranya menghirup lem.
     
Arifan mengatakan beberapa bulan lalu, pihaknya menyampaikan darurat minuman keras setelah muncul kasus warga Surabaya meninggal dunia akibat minuman keras. 
     
"Saat itu, kami sudah mengingatkan bahwa akan ada cara yang lain dalam penyalahgunaan narkoba, seperti halnya penemuan obat carisopodrol yang disalahgunakan. Mereka mencari yang murah," katanya.
     
Untuk itu, pihaknya akan memperkuat lembaga Karang Taruna mulai dari yang paling bawah, yaitu RT dan RW sebagai penangkal awal remaja dengan berbagai kegiatan produktif di kampung.
     
Selain itu, ia jga mengusulkan agar penilaian lomba kebersihan maupun kampung pendidikan yang digelar Pemkot Surabaya memasukkan unsur kepemudaan.
     
"Kami ingin organisasi kepemudaan menjadi solusi dan bisa menjadi rumahnya anak muda di era millineal," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018