Malang (Antaranews Jatim) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berkomitmen untuk membenahi ekosistem ekonomi kreatif yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia, agar nantinya bisa membuka peluang lebih luas bagi anak-anak muda untuk terjun dalam dunia tersebut.

Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan bahwa peluang yang ditawarkan oleh sektor ekonomi kreatif terbuka luas khususnya bagi generasi muda Indonesia. Bahkan, Indonesia termasuk salah satu dari tiga negara yang sektor ekonomi kreatifnya memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari lima persen.

"Tugas kami di Bekraf, untuk membenahi ekosistem ekonomi kreatif. Ekosistem dari subsektor ekonomi tersebut masing-masing berbeda dan beragam," Triawan, di Universitas Brawijaya Malang, Kamis.

Amerika Serikat merupakan negara utama yang sektor ekonomi kreatifnya menyumbang 11-12 persen dari PDB, kemudian diikuti oleh Korea Selatan sebesar 10 persen, dan Indonesia sendiri berada pada posisi ketiga dengan sumbangan hampir berada pada angka delapan persen.

Triawan menjelaskan, salah satu ekosistem ekonomi kreatif yang sudah berhasil dibenahi adalah di bidang perfilman. Selama kurang lebih 40 tahun, sektor industri film nasional dibatasi dan dikuasai oleh satu perusahaan asal dalam negeri tanpa membuka kesempatan dari investor luar negeri.

Sejak awal 2016 lalu, sektor perfilman telah dikeluarkan dari Daftar Negatif Investasi (DNI), yang berarti investor asing diperbolehkan untuk berinvestasi dalam bidang itu. Pada saat awal dibuka, jumlah penonton film nasional tercatat ada sebanyak 16 juta penonton.

Angka tersebut naik menjadi 42 juta penonton pada akhir 2017. Sementara untuk jumlah bioskop yang ada di Indonesia pada 2015 sebanyak 1.050 layar, sekarang meningkat menjadi 1.650 layar. Diharapkan jumlah tersebut bisa mencapai 3.000-4.000 layar pada akhir tahun 2020.

"Satu ekosistem yang berhasil kami benahi adalah di bidang film. Saya mencita-citakan bisa ada 3.000-4.000 layar pada akhir 2020," kata Triawan.

Sumbangan dari sektor ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia diperkirakan mencapai Rp1.105 triliun, dengan sumbangan paling besar berasal dari sektor fesyen, diikuti oleh kuliner, dan lainnya. Pada 2016, sumbangan dicatat sebesar Rp922 triliun, dan diperkirakan naik sebesar Rp70 triliun untuk tiap tahunnya.* (*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018