Surabaya (Antaranews Jatim) - Wakil Wali Kota Surabaya Liverpool, Inggris, Garry Miller memberikan saran kepada sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah di Kota Surabaya, Jatim, agar produknya bisa tembus pasar Eropa, khususnya Inggris.
     
"Kalian punya talenta menciptakan sesuatu dari hal yang tidak ada," kata Garry Miller kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) saat berkunjung di acara Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan yang digelar Pemkot Surabaya di Jalan Tunjungan, Minggu. 
     
Garry memuji produk-produk lokal milik UMKM Surabaya yang dinilainya cukup bagus. Apalagi banyak kisah yang ia dengar jika UMKM yang sukses dimulai dari titik nol. 
     
Meski begitu, lanjut dia, para UMKM ini butuh akses memasarkan produknya. Kata Garry, UMKM Surabaya beruntung memiliki Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang aktif membuka pasar, termasuk ke Liverpool.
     
Ia pun memberikan saran agar produk UMKM Surabaya bisa laku keras, terutama di pasar ekspor. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah blus tie die, yang menurut Garry akan jadi tren fashion tahun depan. 
     
"Ini akan jadi tren tahun depan, itu prediksi teman desainer saya," katanya sambil menunjuk sebuah blus milik salah satu UMKM. 
     
Ia bercerita blus tie die sempat ngetren di tahun 1960-an dan kerap dikenakan untuk nonton konser, piknik atau jalan-jalan di taman. 
     
Tapi Garry memberi masukan agar bahan kain yang dipakai agar lebih tipis karena tahun depan Eropa akan memasuki musim panas. Ia mengatakan produk serupa yang sudah dibawa ke Liverpool laku keras.
     
"Tie die bagus kalau lebih tipis modelnya longgar, kalau kemeja yang ini terlalu tebal," katanya.
     
Ia juga beri tips soal penggunaan material organik. Banyak kustomer di Inggris yang sangat mempertimbangkan bahan pembuatan produk. "Apakah berbahan natural, bahan plastik atau seperti apa, bahan kimia atau tidak. Itu sangat diperhatikan. Bahkan sebagai politisi, saya akan disorot kalau tidak mengutamakan bahan ramah lingkungan," katanya.
     
Garry menambahkan bisnis bukan cuma menciptakan produk tapi juga belajar menemukan kustomer,  produsen. Selain itu juga harus bisa menemukan  pasar yang tepat dan waktu yang tepat untuk bisa sukses.
     
Ia juga mengingatkan agar para UMKM yang mengekspor produk ke luar negeri harus memikirkan biaya pengiriman. Jangan sampai biaya pengiriman sama mahalnya dengan harga barang yang dikirim dan jangan sampai harga jual tinggi namun kualitasnya tidak mumpuni. 
     
"Kalau bisa produk Rp100 ribu tapi kualitas Rp1 juta," katanya. 
     
Jika harga sudah bersaing di tingkat nasional, dia mengingatkan soal supplier bahan baku. Jangan sampai permintaan tinggi namun UMKM tidak bisa memenuhi order itu. 
     
Garry mengatakan akan membawa produk UMKM Surabaya ke Inggris. Ia juga akan memberi merek khusus produk-produk ini dengan nama "Red Hot Java". Syaratnya UMKM itu mampu memenuhi order dalam jumlah ratusan. 
     
"Dalam bisnis itu harus produk massal, jangan puluhan," katanya. (*) ADV

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018