Malang (Antaranews Jatim) - Bangunan Mal Sarinah yang berlokasi di sepanjang koridor Jalan Merdeka Utara dan Jalan Basuki Rahmad Kota Malang bakal dikembalikan seperti pada eranya sebagai Societiet Concordia agar tetap menjadi salah satu heritage yang ada di daerah itu.
        
"Koridor ini punya jejak heritage dan nilai sejarah serta nostalgia yang amat kuat. Gedung Sarinah yang berada di sepanjang sisi Jalan Merdeka Utara dan Basuki Rahmad ini, dulu adalah gedung Concordia dan menjadi saksi sejarah mulai zaman kolonial hingga zaman perjuangan," kata Wali Kota Malang Sutiaji di Malang, Jawa Timur, Jumat.
        
Sebab, kata Sutiaji, gedung yang kini berfungsi sebagai pusat perbelanjaan itu berada di kawasan bersejarah, sehingga Sarinah akan diberi sentuhan baru agaa membaur menjadi kesatuan jejak warisan sejarah. Untuk mewujudkan hal ini, Sutiaji telah menemui pimpinan Sarinah di Jakarta untuk membicarakan hal ini.
        
Sutiaji mengaku telah bertemu dengan pimpinan dan jajaran manajemen PT Sarinah di Jakarta. "Dari obrolan  ini, ternyata kami  memiliki kesamaan visi dalam uri-uri (melestarikan) gedung Sarinah melalui rencana revitalisasi gedung Sarinah seperti pada eranya dulu (societiet concordia)," ucapnya.
        
Hanya saja, lanjut Sutiaji, ini baru langkah awal untuk merevitalisasi Sarinah menjadi salah satu gedung heritage.  Sutiaji menyatakan ia hanya memberikan penguatan akan pentingnya sejarah dan keselarasan dengan kawasan sekitar. Sebab, di sepanjang kawasan Sarinah, berdiri kokoh sejumlah gedung yang memiliki nilai sejarah sekaligus cagar budaya, seperti gedung Bank Indonesia (BI) Malang, Gereja Kayutangan, dan GPIB Jemaat Immanuel.
        
"Memotret nilai tinggi kesejarahannya, sayang bila itu kita abaikan. Terlebih pada satu kawasan tersebut juga ada gedung-gedung bernilai heritage juga, seperti Gedung Bank Indonesia, Kantor Kas dan Perbendaraan Negara, Kantor Pos, Hotel Pelangi, Bank Mandiri (dulu Bank Bumi Daya), Masjid Agung Jami, Gereja hingga Toko Oen," tutur Sutiaji.
       
Gagasan Sutiaji untuk mengembalikan Sarinah menjadi Societiet Concordia disambut baik oleh Presiden Direktur Sarinah, GNP Sugiarta Yasa.  "Ini sudah menjadi perhatian dan diskusi panjang manajemen. Mencermati dan memperhatikan dalam berbagai informasi, Wali Kota Malang berkomitmen membangun Malang Kota Heritage dengan menghidupkan nilai-nilai sejarah di Kota Malang," ujar Sugiarta Yasa.
       
Gedung Sarinah Malang awalnya merupakan rumah Bupati Malang pertama Raden Tumenggung Notodiningrat (1820-1839). Setelah dikuasai Belanda gedung diubah menjadi gedung Societiet Concordia atau gedung rakyat. Gedung menjadi tempat berkumpul, berdansa, menonton pertunjukan kesenian, dan makan malam.
       
Setelah merdeka, gedung ini menjadi tempat kongres Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada 25 Februari – 5 Maret 1947. KNIP merupakan cikal bakal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sejumlah tokoh nasional hadir seperti Sukarno, Muhammad Hatta, Sutan Syahrir, Edward Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara, Dr Soetomo hingga Jenderal Soedirman, dan Bung Tomo.
       
Selanjutnya, gedung tersebut dibangun menjadi Mal Sarinah, salah satu proyek yang digagas Presiden pertama RI Soekarno. Presiden mengambil nama Sarinah dari nama pengasuhnya saat masih kecil di Tulungagung. Pertama dibangun di Jakarta, mal berplat merah itu juga hadir di beberapa kota termasuk di Kota Malang.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018