Trenggalek (Antaranews Jatim) - Ratusan warga dibantu personel TNI dan Polri bergotong-royong menutup retakan tanah pada tebing bukit di lingkungan Desa Karangsoko, Kabupaten Trenggalek, untuk mencegah pergerakan tanah susulan yang bisa memicu longsor besar di wilayah tersebut.
"Kerja bakti serentak ini hasil musyawarah bersama warga dengan perangkat desa setelah ada laporan soal retakan di tebing bukit desa," kata Winarno, salah satu warga Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek, Jumat.
Warga langsung menyebar ke area retakan dan langsung melakukan kegiatan penutupan dengan material tanah di sekitarnya.
"Karena itu sebelum terjadi musibah, lebih baik kami mengantisipasinya dengan melakukan kerja bakti seperti ini," ujarnya.
Kepala Desa Karangsoko Slamet mengatakan, retakan yang terjadi itu memanjang di beberapa titik area tebing sehingga membahayakan, mengingat posisinya yang sangat dekat dengan permukiman penduduk.
Jarak retakan kurang dari 200 meter dengan kemiringan mencapai 40-50 derajat diperkirakan potensi luncuran material tanah jika terjadi longsor bisa menghantam puluhan rumah di bawahnya.
"Semoga yang dikhawatirkan tidak sampai terjadi. Sekedar siaga dan antisipasi tetap perlu," ujar Slamet.
Selain menguruk retakan pada tanah, ketika kerja bakti itu, warga yang dibantu berbagai instansi juga membuat saluran air di atas retakan.
Upaya itu diharapkan bisa mengalirkan air dari atas bukit ke tempat lain dan tidak langsung merembet ke lokasi retakan.
"Pembuatan saluran air ini telah kami diskusikan dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sebab berdasarkan pengalaman di daerah lain, air hujan yang menjadi penyebab utama tanah longsor," katanya.
Menurut Slamet, di bawah area tanah gerak tersebut, sedikitnya terdapat 50 kepala keluarga (KK) terdiri dari 10 KK di area perumahan setempat, dan sisanya 40 KK di luar perumahan.
Sedangkan, untuk bangunan rumahnya ada 100 bangunan yang terdiri dari 60 bangunan di area perumahan, dan 40 bangunan di luar perumahan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kerja bakti serentak ini hasil musyawarah bersama warga dengan perangkat desa setelah ada laporan soal retakan di tebing bukit desa," kata Winarno, salah satu warga Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek, Jumat.
Warga langsung menyebar ke area retakan dan langsung melakukan kegiatan penutupan dengan material tanah di sekitarnya.
"Karena itu sebelum terjadi musibah, lebih baik kami mengantisipasinya dengan melakukan kerja bakti seperti ini," ujarnya.
Kepala Desa Karangsoko Slamet mengatakan, retakan yang terjadi itu memanjang di beberapa titik area tebing sehingga membahayakan, mengingat posisinya yang sangat dekat dengan permukiman penduduk.
Jarak retakan kurang dari 200 meter dengan kemiringan mencapai 40-50 derajat diperkirakan potensi luncuran material tanah jika terjadi longsor bisa menghantam puluhan rumah di bawahnya.
"Semoga yang dikhawatirkan tidak sampai terjadi. Sekedar siaga dan antisipasi tetap perlu," ujar Slamet.
Selain menguruk retakan pada tanah, ketika kerja bakti itu, warga yang dibantu berbagai instansi juga membuat saluran air di atas retakan.
Upaya itu diharapkan bisa mengalirkan air dari atas bukit ke tempat lain dan tidak langsung merembet ke lokasi retakan.
"Pembuatan saluran air ini telah kami diskusikan dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sebab berdasarkan pengalaman di daerah lain, air hujan yang menjadi penyebab utama tanah longsor," katanya.
Menurut Slamet, di bawah area tanah gerak tersebut, sedikitnya terdapat 50 kepala keluarga (KK) terdiri dari 10 KK di area perumahan setempat, dan sisanya 40 KK di luar perumahan.
Sedangkan, untuk bangunan rumahnya ada 100 bangunan yang terdiri dari 60 bangunan di area perumahan, dan 40 bangunan di luar perumahan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018