Malang (Antaranews Jatim) - Kota Malang ditunjuk sebagai kota percontohan untuk program pendidikan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) skala nasional oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dengan menggandeng Mainspring Technology yang bermarkas di Singapura.
     
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Pambudi di Malang, Kamis, mengemukakan, alasan memilih Kota Malang karena mempertimbangkan potensi yang dimiliki kota ini.
     
"Kota Malang memiliki aset pendidikan, atmosfer akademik yang kuat, aset generasi muda yang kreatif, ekonomi kreatif yang tumbuh pesat, serta komitmen pimpinan daerah yang juga kuat.  Itu yang menjadi alasan kenapa kota ini dipilih. Saya percaya dari kota Malang, kemajuan teknologi bisa diharapkan untuk kemajuan bangsa," kata Edi Pambudi saat beraudiensi dengan Wali Kota Malang Sutiaji di Balai Kota Malang, Jawa Timur.
     
Edi menerangkan, program kecerdasan buatan atau AI itu akan menempuh masa pembelajaran minimal 10 hari. Peserta akan diberikan portofolio dengan jumlah peserta yang ditarget tidak lebih dari 20 orang, yang merupakan angkatan pertama.
     
Peserta angkatan pertama ini diproyeksikan untuk dikanalkan (disalurkan dan ditempatkan) pada proyek yang lebih besar lagi.

"Ya, karena kita tidak ingin main-main dan lebih kami tekankan portofolio daripada sekadar sertifikat ataupun ijazah, karena ke depan yang lebih diutamakan adalah portofolio," tutur Edi.
     
Sementara itu, Director of Conten and Strategi Mainspring Technology Ratna Dewi pada pertemuan perwakilan Kemenko Ekonomi dengan Wali Kota Malang yang didampingi Sekkota Wasto itu sedikit memaparkan tentang AI kepada tim Pemkot Malang.
     
Usai pertemuan tersebut, Wali Kota Malang Sutiaji memaparkan Pemkot Malang ditunjuk Kemenko Ekonomi  untuk memberikan pendidikan bidang AI (Artifisial Intelegence) gratis kepada pemuda pemudi Kota Malang yang memenuhi syarat.

"Ini tantangan sekaligus kesempatan langka bagi anak-anak muda di kota ini," ucapnya.
     
Kerja sama ini, kata Sutiaji, merupakan peluang yang sangat besar bagi pelajar maupun generasi muda Kota Malang, apalagi peserta nantinya dibebaskan dari pembiayaan, hanya diminta komitmen, serta disyaratkan aspek akademis nilai matematika minimal 90, serta hasil test IQ minimal 125.
      
Mengapa nilai matematika menjadi syarat penting, karena basic dari AI, antara lain algoritma khusus yang ditopang oleh kemampuan matematis, sehingga harus benar-benar selektif dan harus memenuhi syarat akademis.
      
Pengajaran AI secara khusus, ujar Sutiaji, akan menjadi energi penguat bagi pengembangan Malang yang cerdas. "Dari enam konsep atau tatanan Malang ke depan, satu diantaranya adalah mewujudkan Malang 4.0. Dan, berbicara 4.0 satu diantaranya memerlukan penguasaan teknologi AI, " paparnya.
      
Apalagi, lanjutnya, saat ini telah memasuki era e-service dalam segala bidang. "Kami yakin prospektif dari pendidikan AI, apalagi memperhatikan Kota Malang juga dikenal sebagai gudangnya game developers, animasi digital, dan programmers. Ini akan menguatkan gerak langkah mewujudkan Malang Kota Kreatif," kata Sutiaji.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018