Surabaya (Antaranews Jatim) - DPRD Kota Surabaya mendorong pemerintah setempat memberikan santunan kepada para korban meninggal maupun luka-luka yang jatuh dari viaduk di Jalan Pahlawan saat menyaksikan drama kolosal "Surabaya Membara", Jumat (9/11).
Ketua DPRD Surabaya Armuji di Surabaya, Kamis, menyesalkan pernyataan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang tidak memberikan santunan kepada korban, karena drama kolosal tersebut bukan kegiatan pemkot dan juga tidak adanya koordinasi dengan pemkot.
"Kami meminta Pemkot Surabaya memberikan santunan kepada para korban insiden Surabaya Membara. Jika tidak ada anggaran gunakan dana tanggap bencana," katanya.
Ia mencontohkan beberapa insiden yang mendapatkan bantuan dari Pemkot Surabaya, seperti korban kebakaran di Surabaya, gempa Lombok, Palu dan Donggala.
Seharusnya, kata Armuji, Pemkot Surabaya memberikan apresiasi kepada elemen masyarakatnya yang bisa menjadi penyelenggara acara Surabaya Membara itu.
"Ini kan acara warga Surabaya, kok malah tidak dihargai. Apalagi yang jadi korban itu warga Kota Surabaya," katanya.
Hal sama juga dikatakan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Surabaya Junaedi. Siapapun penyelenggara acara tersebut, pihaknya tetap mendorong agar Pemkot Surabaya peduli sekaligus memberikan santunan kepada korban, karena ini menyangkut warganya.
"Saya prihatin dengan pernyataan wali kota di media yang terkesan apriori, karena sebagai kepala daerah harusnya bijaksana dalam bersikap, tidak bersikap seperti itu, apalagi menyangkut warganya sendiri. Warga di luar saja diperhatikan, masak warganya sendiri dibiarkan," katanya.
Menurut Wakil Ketua komisi D DPRD Surabaya itu, diakui maupun tidak, kegiatan yang gelar oleh elemen masyarakat tersebut juga turut mengharumkan nama Kota Surabaya, dan patut diapresiasi.
Namun demikian, Junaedi mengapresiasi Pemkot Surabaya yang telah membantu pengobatan para korban melalui RSUD Dr. Soewandhi Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya menegaskan tidak akan memberikan santunan kepada para korban meninggal maupun luka-luka saat menyaksikan drama kolosal Surabaya Membara.
"Kita tidak ada itu (santunan). Nanti kalau begitu semua akan begitu. Tidak bisa seperti itu. Ini sudah sudah saya sampaikan ke sekda (sekretaris daerah)," kata Risma usai upacara Hari Pahlawan di Taman Surya Surabaya, Sabtu (10/11).
Hanya saja, lanjut dia, Pemkot Surabaya akan merawat tuntas semua korban "Surabaya Membara" yang sampai saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Soewandhie.
"Kami juga lihat uang kita tidak ada tunai. Ini pun untuk penghargaan Hari Pahlawan, kami urunan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Ketua DPRD Surabaya Armuji di Surabaya, Kamis, menyesalkan pernyataan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang tidak memberikan santunan kepada korban, karena drama kolosal tersebut bukan kegiatan pemkot dan juga tidak adanya koordinasi dengan pemkot.
"Kami meminta Pemkot Surabaya memberikan santunan kepada para korban insiden Surabaya Membara. Jika tidak ada anggaran gunakan dana tanggap bencana," katanya.
Ia mencontohkan beberapa insiden yang mendapatkan bantuan dari Pemkot Surabaya, seperti korban kebakaran di Surabaya, gempa Lombok, Palu dan Donggala.
Seharusnya, kata Armuji, Pemkot Surabaya memberikan apresiasi kepada elemen masyarakatnya yang bisa menjadi penyelenggara acara Surabaya Membara itu.
"Ini kan acara warga Surabaya, kok malah tidak dihargai. Apalagi yang jadi korban itu warga Kota Surabaya," katanya.
Hal sama juga dikatakan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Surabaya Junaedi. Siapapun penyelenggara acara tersebut, pihaknya tetap mendorong agar Pemkot Surabaya peduli sekaligus memberikan santunan kepada korban, karena ini menyangkut warganya.
"Saya prihatin dengan pernyataan wali kota di media yang terkesan apriori, karena sebagai kepala daerah harusnya bijaksana dalam bersikap, tidak bersikap seperti itu, apalagi menyangkut warganya sendiri. Warga di luar saja diperhatikan, masak warganya sendiri dibiarkan," katanya.
Menurut Wakil Ketua komisi D DPRD Surabaya itu, diakui maupun tidak, kegiatan yang gelar oleh elemen masyarakat tersebut juga turut mengharumkan nama Kota Surabaya, dan patut diapresiasi.
Namun demikian, Junaedi mengapresiasi Pemkot Surabaya yang telah membantu pengobatan para korban melalui RSUD Dr. Soewandhi Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya menegaskan tidak akan memberikan santunan kepada para korban meninggal maupun luka-luka saat menyaksikan drama kolosal Surabaya Membara.
"Kita tidak ada itu (santunan). Nanti kalau begitu semua akan begitu. Tidak bisa seperti itu. Ini sudah sudah saya sampaikan ke sekda (sekretaris daerah)," kata Risma usai upacara Hari Pahlawan di Taman Surya Surabaya, Sabtu (10/11).
Hanya saja, lanjut dia, Pemkot Surabaya akan merawat tuntas semua korban "Surabaya Membara" yang sampai saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Soewandhie.
"Kami juga lihat uang kita tidak ada tunai. Ini pun untuk penghargaan Hari Pahlawan, kami urunan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018