Surabaya (Antaranews Jatim) - Lima Mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) membuat inovasi permainan terapi untuk anak autis di Surabaya yang diberi nama "Pyratis".

Kelima mahasiswa yakni Abdur Rohim Achmad, Winardi, Ayunda Permata Sukma, I Gusti Ngurah Yogi Pratama dan Elisa Mahaputri yang tergabung dalam tim PT Ergasia Mudita saat ditemui Sekolah Autis Harapan Bunda di Surabaya, Senin mengatakan permainan untuk anak autis itu mereka buat untuk menyadarkan mahasiswa, jika keilmuan dalam bidang teknik industri dapat digunakan untuk kepentingan sosial.

"Setelah tema diberikan oleh dosen, kami mencari informasi mengenai jenis-jenis anak berkebutuhan khusus. Awalnya kami tidak terpikir untuk mengangkat tentang anak autis, tapi setelah diskusi panjang dan melihat data yang ada, akhirnya kami putuskan untuk membuat alat bagi mereka," kata salah satu mahasiswa, Ayunda Permata Sukma.

Setelah mendapat tema, mereka melakukan survei dan mendapat informasi dari pihak sekolah luar biasa jika anak autis suka dengan bentuk yang unik. Sedangkan mainan yang ada sekolah didominasi dengan bentuk kotak, lingkaran dan segitiga pada umumnya yang akhirnya membuat mereka membuat piramid.

Mahasiswi asal Bali itu menjelaskan alat yang dirancang selama tiga bulan itu terdiri dari tiga bagian yakni bagian paling bawah merupakan permainan pegas, bagian tengah adalah permainan pompa, serta bagian paling atas yaitu penutup piramid.

"Terdapat dua jalur yang tersedia dalam permainan pegas, masing-masing dilengkapi dengan bidak yang tersambung dengan pegas. Cara bermainnya, anak harus fokus untuk menggerakkan bidak dari posisi awal sampai ke posisi akhir," ujarnya.

Selanjutnya jika bidak dilepas saat belum di posisi akhir, maka bidak akan kembali ke awal dan pemain harus mengulang. Permainan selanjutnya dengan mengusung konsep labirin, anak diajak untuk memindahkan bola dari awal hingga akhir menggunakan pompa tensi. Terdapat dua pompa yang berada di tangan kiri dan kanan pemain untuk menentukan arah mana labirin akan bergerak.

"Melalui dua permainan tersebut, kami ingin meningkatkan kemampuan fokus anak autis, melatih motorik kasar dan halus, serta membuat mereka lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Saat pertama kali Pyratis dimainkan oleh anak-anak, terlihat jika mereka tertarik dan senang saat mencoba," katanya.

Salah satu dari empat dosen pembimbing tim Pyratis, Yenny Sari mengatakan jika produk tim PT Ergasia Mudita merupakan salah satu yang terbaik.

"Walaupun terlihat membosankan bagi orang normal, permainan ini memberikan tantangan tersendiri bagi anak autis. Sederhana tapi bisa menjalankan saraf motorik maupun kognitifnya," ujar dosen jurusan Teknik Industri Ubaya itu.

Sementara itu Wakil Kepala Sekolah Harapan Bunda Surabaya, Niken Ayu Candra Wulan mengaku jika anak-anak senang ketika melihat produk Pyratis.

"Mereka suka dengan warna dan bentuknya yang unik, sampai ada salah satu anak yang tidak mau berhenti untuk bermain. Alat ini berhasil menarik perhatian anak-anak dari segi tampilan maupun cara bermainnya yang menyenangkan," ujar Niken.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018