Kediri (Antaranews Jatim) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur, melakukan penanaman 25 ribu bibit kopi arabika sebagai bagian dari mendorong pengembangan pariwisata di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Tulungagung, dengan harapan perekonomian warga juga bisa lebih baik.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto, Kamis, mengemukakan bahwa penanaman ini dilakukan dengan melibatkan organisasi lainnya yakni KUB Omah Kopi, petani, pokdarwis (kelompok sadar wisata), maupun Perum Perhutani Kediri.

"Kami tanam kopi arabika varietas komasti sebanyak 25 ribu batang. Dalam kegiatan itu sekaligus dikampanyekan gerakan peduli lingkungan melalui pengolahan dan pemanfaatan pupuk organik limbah ternak yang difermentasi," kata dia.

Selain itu, dalam acara itu juga sekaligus dilakukan gerakan pengembangan pariwisata yang bekerja sama dengan pokdarwis di daerah tersebut.

Ia juga menambahkan, saat ini sudah tersedia bibit kopi sebanyak 100 ribu batang pohon, namun pada tahap ini yang ditanam sebanyak 25 ribu batang. Dalam acara ini, melibatkan sekitar 100 petani dengan luas lahan sekitar 10 hektare di lereng Gunung Wilis, di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.

"Lahan yang akan ditanami adalah milik petani dan sebagian ditanam di lahan milik perhutani. Dengan demikian, sampai saat ini bibit kopi arabika di wilayah tersebut sudah tertanam lebih kurang 45 ribu pohon, 20 ribu di antaranya sudah mulai berbuah," ujarnya.

Djoko juga mengatakan, pada tahun ini ada yang istimewa, yakni petani mulai memanfaatkan limbah padat dan cair ternak yang sudah difermentasi dengan MA 11 menjadi pupuk organik.

"Selama ini petani membuang limbah padat dan cair ternak di sungai atau kebun tanpa dilakukan fermentasi sehingga mencemari lingkungan dan kontra produktif," ujarnya.

Untuk selanjutnya, BI Kediri melakukan edukasi dan pelatihan. Para petani kini sudah mulai terbuka pola pikirnya, bahwa limbah ternak apabila diolah dengan benar akan menjadi produk yang bernilai tambah dan ramah terhadap lingkungan.

Pihaknya juga menambahkan, pokdarwis juga dilibatkan untuk mengggarap dan promosi pariwisata di lokasi penanaman kopi. Tempat tersebut dinilai layak jual sebagai objek pariwisata.

"Disamping promosi keindahan alam dan budaya setempat, juga dimasukkan materi nilai ekonomis dari hulu-hilir budi daya dan produk kopi yang dikombinasikan dengan produk unggulan setempat yaitu susu sapi, teh dan cokelat," kata Djoko.

Pihaknya berharap, dengan terintegrasinya pengembangan potensi produk, budaya dan didukung potensi alam yang cukup indah, pengembangan ekonomi di daerah ini bisa terealisasi dengan baik. Selain itu, partisipasi warga dan inklusif juga bisa dapat terwujud. (*)

 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018