Surabaya (Antaranews Jatim) - Kementerian Ketenagakerjaan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) bagi para pekerja maritim agar dapat bersaing di era "Industri 4.0".
"Rata-rata pekerja maritim di Indonesia adalah lulusan sekolah menengas atas atau SMA. Kalau tidak ada evaluasi untuk meningkatkan sumber daya manusianya, kita bisa jadi penonton di negeri sendiri," ujar Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Hubungan Industrial, Direktorat Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan, Aswansyah, di Surabaya, Sabtu.
Dia mengatakan selama ini persyaratan bagi para pekerja maritim tidak sama seperti di bidang industri lainnya.
"Beda dengan persyaratan kerja di bidang industri lainnya, selama ini tidak ada batasan pendidikan dan usia untuk menjadi pekerja maritim," katanya.
Namun memasuki era Industri 4.0, yang mengedepankan sistem komputerisasi dan pertukaran data terkini, Aswansyah mendorong harus ada evaluasi untuk peningkatan kualitas SDM para pekerja maritim.
"Kita harus membuang anggapan bahwa pekerja maritim adalah kuli," ujarnya.
Direktur Deputi Industri Maritim Kementerian Perindustrian Enny Santiastuti, dalam kesempatan yang sama, menyatakan telah menyiapkan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM para pekerja maritim.
"Kami sudah siapkan berbagai pelatihan dan sertifikasi yang sesuai dengan kompetensinya," ujarnya.
Dengan begitu Enny memastikan nantinya tidak ada para pekerja maritim yang bekerja tanpa "skill".
"Pelatihan dan sertifikasi ini sudah kami siapkan bagi generasi muda yang akan bekerja di bidang maritim, serta yang sudah bekerja di bidang maritim akan terus kami `upgrade` kualitasnya," ucapnya.
Aswansyah dan Enny hari ini berada di Surabaya untuk membuka rapat kerja nasional Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPMI-KSPI).
Ketua Umum FSPMI-KSPI Sutrisno menyebut jumlah pekerja maritim se- Indonesia mencapai 67 ribu orang. Bidang kerjanya macam-macam, ada operator forklip, operator `crane` dan lain sebagainya.
"Saya sepakat kualitas pekerja maritim harus di-upgrade melalui pelatihan dan sertifikasi yang digelar oleh kementerian, agar bisa bersaing di era Industri 4.0," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Rata-rata pekerja maritim di Indonesia adalah lulusan sekolah menengas atas atau SMA. Kalau tidak ada evaluasi untuk meningkatkan sumber daya manusianya, kita bisa jadi penonton di negeri sendiri," ujar Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Hubungan Industrial, Direktorat Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan, Aswansyah, di Surabaya, Sabtu.
Dia mengatakan selama ini persyaratan bagi para pekerja maritim tidak sama seperti di bidang industri lainnya.
"Beda dengan persyaratan kerja di bidang industri lainnya, selama ini tidak ada batasan pendidikan dan usia untuk menjadi pekerja maritim," katanya.
Namun memasuki era Industri 4.0, yang mengedepankan sistem komputerisasi dan pertukaran data terkini, Aswansyah mendorong harus ada evaluasi untuk peningkatan kualitas SDM para pekerja maritim.
"Kita harus membuang anggapan bahwa pekerja maritim adalah kuli," ujarnya.
Direktur Deputi Industri Maritim Kementerian Perindustrian Enny Santiastuti, dalam kesempatan yang sama, menyatakan telah menyiapkan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM para pekerja maritim.
"Kami sudah siapkan berbagai pelatihan dan sertifikasi yang sesuai dengan kompetensinya," ujarnya.
Dengan begitu Enny memastikan nantinya tidak ada para pekerja maritim yang bekerja tanpa "skill".
"Pelatihan dan sertifikasi ini sudah kami siapkan bagi generasi muda yang akan bekerja di bidang maritim, serta yang sudah bekerja di bidang maritim akan terus kami `upgrade` kualitasnya," ucapnya.
Aswansyah dan Enny hari ini berada di Surabaya untuk membuka rapat kerja nasional Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPMI-KSPI).
Ketua Umum FSPMI-KSPI Sutrisno menyebut jumlah pekerja maritim se- Indonesia mencapai 67 ribu orang. Bidang kerjanya macam-macam, ada operator forklip, operator `crane` dan lain sebagainya.
"Saya sepakat kualitas pekerja maritim harus di-upgrade melalui pelatihan dan sertifikasi yang digelar oleh kementerian, agar bisa bersaing di era Industri 4.0," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018