Kediri (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menangani kejadian tebing longsor di Sungai Ngobo, Kecamatan Plosoklaten, kabupaten ini hingga mengakibatkan seorang warga meninggal dunia.

Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Kediri Randy Agata mengemukakan, kejadian itu berawal dari laporan dari seorang warga bernama Bambang, asal Dusun Pulerejo, Desa Wonorejo Trisulo, Kabupaten Kediri. Yang bersangkutan mengetahui ada dua orang warga Dusun Lestari, Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu, Kediri, menuju ke lokasi pengambilan batu di area Sungai Ngobo, Dusun Pulerejo, tersebut.

"Saat itu, mereka tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 WIB, kemudian menaikkan batu ke dalam badan truk. Namun belum selesai menaikkan batu tiba-tiba tebing di sampingnya ambrol setinggi kurang lebih 4 meter," kata dia di Kediri, Jumat.

Ia juga menambahkan, tebing yang ambrol tersebut memang cukup tinggi kurang lebih 8 meter. Korban diketahui bernama Siska (25). Pria yang bekerja sebagai kenek truk itu saat kejadian berlangsung di lokasi dan tidak dapat menyelamatkan diri, sehingga tertimbun tanah longsor.

Sejumlah orang yang ada di lokasi kejadian juga langsung menolong korban dan mengeluarkannya dari reruntuhan tanah longsor itu. Namun, yang bersangkutan ternyata sudah meninggal dunia. Warga juga langsung membawa Siska ke rumah duka di Dusun Lestari, Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu.

"Saat itu yang terkena hanya satu, untuk temannya dekat dengan lokasi tapi tidak sampai terkena tanah longsor. Tadi jenazah juga langsung dibawa ke rumah duka," kata Randy.

Randy menambahkan, sebenarnya BPBD Kabupaten Kediri juga selalu mengingatkan pada warga yang menambang untuk berhati-hati bahkan untuk tidak lagi menambang. BPBD juga sudah memasang papan imbauan bahwa ada bahaya aliran lahar di sungai ngobo tersebut. Sungai itu merupakan salah satu jalur lahar Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut).

Namun, ia mengakui warga yang menambang tetap saja datang. Terlebih lagi, saat penghujan, mereka mengangkut pasir dari aliran Gunung Kelud. Pemerintah kabupaten juga tidak dapat berbuat banyak, sebab untuk izin penambangan saat ini di Provinsi Jatim bukan di daerah.

"Kami tidak pernah membuka juga. Sebagaimana diketahui bahwa terkait dengan izin tambang ada di provinsi," kata Randy.

Ia juga berharap, adanya kejadian tebing longsor itu juga menjadi pengingat tersendiri bagi warga yang menambang agar tidak lagi menambang baik batu maupun pasir. Selain berbahaya bagi diri sendiri, juga lingkungan salah satunya memicu terjadinya tebing longsor yang lebih luas. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018