Surabaya (Antaranews Jatim) - Sebanyak 10 mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sulawesi Tengah, yang terdampak bencana alam gempa dan tsunami di Palu-Donggala menjalani kuliah "sit in" di Universitas Airlangga Surabaya.

Ke-10 mahasiswa itu berasal dari program studi S1 Ilmu Hukum, S1 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, dan S1 Kelautan dan Perikan dan diterima Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di kampus setempat, Rabu.

"Semua mahasiswa yang berniat ke Unair kami terima dengan baik. Mereka sudah sit in dengan baik. Kita berharap program sit in ini tuntas dan sempurna sampai dengan akhir semester. Sehingga, `record` akademik mahasiswa bersangkutan bisa kita sampaikan pada Untad," kata Nasih.

Nasih mengatakan, jika akhirnya mahasiswa asal Palu itu tetap ingin berkuliah di Unair setelah semester berakhir, maka bisa menggunakan mekanisme sistem transfer kredit. Namun, hal itu bisa terjadi jika Untad memperbolehkan mahasiswa tersebut untuk transfer kredit di Unair.

"Namun, untuk dimulai semester ini tidak bisa karena perkuliahan sudah berjalan tengah semester. Semester depan bisa dimulai untuk transfer kredit," ujar Nasih

Nantinya, 10 mahasiswa asal Untad Palu itu akan digratiskan semua biaya perkuliahan termasuk akan mendapatkan bantuan hidup selama di Surabaya.

"Terkait bantuan pembiayaan diberikan sebesar Rp1 juta dari Dikti untuk korban terdampak bencana Palu-Donggala, hal itu ada mekanisme tertentu. Mereka (mahasiswa, Red) yang menjadi miskin mendadak ada mekanisme dari Dikti. Sepanjang persyaratan terpenuhi, Dikti akan membantu," katanya.

Salah satu mahasiswa Untad yang menjalani kuliah sit in di Unair dari prodi S1 Ilmu Hukum Nikita Syahrin Maqfira mengungkapkan pilihannya menjalani kuliah sit in di Unair karena dorongan dari orang tuanya.

"Setelah bencana, orang tua mengatakan bagaimana caranya agar melanjutkan kuliah dan disarankan ke Surabaya karena ada keluarga di Surabaya. Tanpa pikir panjang saya pilih ke Unair," kata Nikita yang juga atlet Karate Palu itu.

Sementara itu mahasiswa S1 Ilmu Hukum lainnya, Koko Putra Sikumbang mengatakan selama seminggu menjalani kuliah sit in di Unair, dirinya merasa diterima oleh Unair dan juga mahasiswa lain. Selain itu menurutnya lebih banyak materi dan pengetahuan yang dia dapat.

"Dari sekian banyak kampus yang membuka kesempatan untuk sit in, saya memilih sit in di Unair karena telah terakreditasi A serta adanya dukungan dari orang tua," ujarnya.

Meskipun sudah diimbau pihak Untad untuk kembali ke Palu pada tanggal 5 November mendatang, namun Koko menyelesaikan satu semester di Unair.

"Pada 5 November nanti kabarnya perkuliahan di Untad sudah mulai tatap muka, tapi tidak semua bangunan akan digunakan. Kami juga menunggu Dinas Pekerjaan Umum mengecek bangunan. Kabarnya sudah ada bantuan tenda untuk kegiatan belajar mengajar di sana," ucapnya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018