Bojonegoro (Antaranews Jatim) - "Teksas Tour Manageman" Bojonegoro, Jawa Timur, memandu pengunjung objek wisata Teksas Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, yang masuk kawasan cagar alam geologi (KCAG), dengan potensi objek wisata lapangan minyak tradisional.
Sekretaris "Teksas Tour Manageman" Bojonegoro Nur Kholis, di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan Teksas Tour Manageman" sudah belasan kali memandu rombongan pengunjung objek wisata di Teksas Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, sejak berdiri empat bulan lalu.
Pengunjung yang datang, kata dia, sebagian besar dari kalangan mahasiswa antara lain, dari Universitas Gajahmada (UGM), Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" (UPNV) Yogyakarta, juga ITB Bandung, yang datang untuk wisata edukasi terkait migas.
"Pengunjung dari kalangan mahasiswa biasanya jurusan geologi atau perminyakan," ucapnya.
Selain itu, juga pengunjung dari wisatawan domestik (wisdom) yang datang untuk melihat objek wisata sumur minyak tradisional dengan alasan objek wisata penambangan minyak tradisional jarang bisa ditemui di objek wisata lainnya di Tanah Air.
"Pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air. Ada juga beberapa pengunjung dari wisatawan manca negara (wisman) untuk tahun ini ada wisman asal Belanda yang bernostalgia sebab lapangan minyak Wonocolo peninggalan Belanda," kata dia menjelaskan.
Pihaknya, dalam memandu pengunjung membuat delapan paket wisata baik yang datang langsung ke lokasi atau pengunjung yang membutuhkan kendaraan karena berkumpul di kota.
Paket wisata tersebut, antara lain, mengunjungi Museum Singgah yang berisi sejarah tambang minyak tradisional dilengkapi film, dan foto, selain berisi berbagai aneka fosil binatang purba.
Pengunjung juga diajak melihat dari dekat lapangan minyak tradisional Teksas Wonocolo, menara pandang, sumur Angguk, Gua Kikik dan "Goeboek" Inggris Kampung Tumo.
"Kalau pengunjung datang langsung ke lokasi hanya dikenai tiket masuk Rp5.000 per pengunjung. Tapi kalau harus kami jemput dengan kendaraan Rp100.000 per pengunjung sudah termasuk makan nasi gulung yang menjadi makanan khas para penambang minyak," kata dia menjelaskan.
Timnya juga memiliki pemandu yang mampu berbahasa Inggris dari instruktur di "Goeboek" Inggris Kampung Tumo di Dusun Tumo, Desa Kedewan, Kecamatan Kedewan.
"Soal pemandu berbahasa Inggris kami ambilkan sudah ada," ucapnya.
Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Dyah Enggarini Mukti, menyebutkan jumlah pengunjung objek wisata Teksas Wonocolo, pada 2018 meningkat 200 persen lebih dibandingkan tahun lalu.
Pada 2018 per September jumlah pengunjung Teksas Wonocolo 16.663 pengunjung, di antaranya, empat wisman, sedangkan Museum Geopark 710 pengunjung. Pada 2017 pengunjung Teksas Wonocolo 5.719 pengunjung, di antaranya, 80 wisman.
"Keberadaan biro travel sangat mendukung pengunjung di Teksas Wonocolo," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Sekretaris "Teksas Tour Manageman" Bojonegoro Nur Kholis, di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan Teksas Tour Manageman" sudah belasan kali memandu rombongan pengunjung objek wisata di Teksas Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, sejak berdiri empat bulan lalu.
Pengunjung yang datang, kata dia, sebagian besar dari kalangan mahasiswa antara lain, dari Universitas Gajahmada (UGM), Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" (UPNV) Yogyakarta, juga ITB Bandung, yang datang untuk wisata edukasi terkait migas.
"Pengunjung dari kalangan mahasiswa biasanya jurusan geologi atau perminyakan," ucapnya.
Selain itu, juga pengunjung dari wisatawan domestik (wisdom) yang datang untuk melihat objek wisata sumur minyak tradisional dengan alasan objek wisata penambangan minyak tradisional jarang bisa ditemui di objek wisata lainnya di Tanah Air.
"Pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air. Ada juga beberapa pengunjung dari wisatawan manca negara (wisman) untuk tahun ini ada wisman asal Belanda yang bernostalgia sebab lapangan minyak Wonocolo peninggalan Belanda," kata dia menjelaskan.
Pihaknya, dalam memandu pengunjung membuat delapan paket wisata baik yang datang langsung ke lokasi atau pengunjung yang membutuhkan kendaraan karena berkumpul di kota.
Paket wisata tersebut, antara lain, mengunjungi Museum Singgah yang berisi sejarah tambang minyak tradisional dilengkapi film, dan foto, selain berisi berbagai aneka fosil binatang purba.
Pengunjung juga diajak melihat dari dekat lapangan minyak tradisional Teksas Wonocolo, menara pandang, sumur Angguk, Gua Kikik dan "Goeboek" Inggris Kampung Tumo.
"Kalau pengunjung datang langsung ke lokasi hanya dikenai tiket masuk Rp5.000 per pengunjung. Tapi kalau harus kami jemput dengan kendaraan Rp100.000 per pengunjung sudah termasuk makan nasi gulung yang menjadi makanan khas para penambang minyak," kata dia menjelaskan.
Timnya juga memiliki pemandu yang mampu berbahasa Inggris dari instruktur di "Goeboek" Inggris Kampung Tumo di Dusun Tumo, Desa Kedewan, Kecamatan Kedewan.
"Soal pemandu berbahasa Inggris kami ambilkan sudah ada," ucapnya.
Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Dyah Enggarini Mukti, menyebutkan jumlah pengunjung objek wisata Teksas Wonocolo, pada 2018 meningkat 200 persen lebih dibandingkan tahun lalu.
Pada 2018 per September jumlah pengunjung Teksas Wonocolo 16.663 pengunjung, di antaranya, empat wisman, sedangkan Museum Geopark 710 pengunjung. Pada 2017 pengunjung Teksas Wonocolo 5.719 pengunjung, di antaranya, 80 wisman.
"Keberadaan biro travel sangat mendukung pengunjung di Teksas Wonocolo," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018