Surabaya (Antaranews Jatim) - DPD Partai Golkar Kota Surabaya menggelar renungan bersama terkait dengan menguatnya politik identitas, kegaduhan-kegaduhan politik yang berlandaskan suku dan agama selama dua tahun terakhir ini.
     
"Tentu hal ini tidak bagus bagi pendidikan politik bagi rakyat Indonesia dan bisa menjadi ancaman eksistensi NKRI sebagai sebuah bangsa yang masyarakatnya sangat beragam," kata Ketua Panitia HUT ke-54 Partai Golkar Kota Surabaya, Arif Fathoni kepada Antara di Surabaya, Jumat.
     
Kondisi objektif bangsa saat inilah, kata dia, DPD Partai Golkar Surabaya menjalankan kegiatan HUT ke-54 Partai Golkar dengan menggelar renungan bersama yang dihadiri pengurus dan kader Golkar di kantor DPD Golkar Surabaya Jalan Adityawarman pada Jumat malam ini.
     
Menurut dia, kontestasi Pemilu 2019 seharusnya disambut dengan suka cita, karena ini pesta demokrasi, bukan dengan menggunakan cara-cara yang justru bisa membuat sesama anak bangsa teradu domba.
     
"Kita punya kewajiban moral untuk mengingatkan semua elemen bangsa, untuk menyudahi segala kegaduhan ini, karena ini hanyalah proses lima tahunan yang telah disepakati sebagai sistem alternatif saat itu," katanya.
     
Jika kondisi ini dibiarkan, kata dia, maka demokrasi yang menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia akan membawa bangsa ini ke jurang perpecahan. 
     
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya ini mengatakan dalam pelaksanaan HUT Partai Golkar Kota Surabaya tahun ini berlangsung dalam suasana yang penuh sederhana. Hal ini, lanjut dia, dikarenakan bangsa ini sedang mengalami berbagai ujian, mulai dari bencana gempa dan tsunami di Lombok, Palu dan Donggala.
     
"Karena bangsa Indonesia sedang berduka, maka sebagai partai yang berjuang bersama rakyat, kami memahami kepedihan ini dengan menggelar kegiatan yang sederhana," katanya. 
     
Meski HUT kali ini berlangsung dimasa kampanye, kata dia, namun ada renungan bersama yang dihadiri semua ketua pimpinan kecamatan dan kelurahan sekaligus doa bersama.
     
"Mendoakan saudara-saudara kita yang mengalami musibah bencana alam agar tetap tabah dan bangkit kembali," ujarnya.
     
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya Blegur Prijanggono mengatakan dalam momen Sumpah Pemuda 2018 ini, pihaknya berharap semua elit politik memiliki kesadaran untuk membuat situasi politik menjadi teduh dan menurunkan pernyataan-pernyataan yang membuat tensi politik menjadi memanas.
     
"Tahun 1928 saat itu, telah terjadi konsensus nasional bahwa adanya kesadaran sebagai sebuah bangsa, yakni lahirnya Sumpah Pemuda yang menegaskan soal satu bahasa satu tanah air dan satu bangsa Indonesia," katanya.
     
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya menginstruksikan kepada seluruh caleg DPRD Surabaya dari Partai Golkar untuk tidak menggunakan cara-cara kampanye negatif untuk meraih tujuan politiknya.
     
Selain itu, Blegur juga mengajak peran serta masyarakat secara penuh untuk mengingatkan tentang makna sumpah pemuda, sehingga harmoni sosial masyarakat tetap terjaga 
     
"Terlalu mahal harga yang harus dibayar bangsa ini jika hanya karena urusan pemilu kita harus membenci satu sama lain. Apapun pilihan politiknya, kita ini tetaplah satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018