Surabaya, (Antaranews Jatim) - Rehat sejenak di salah satu sudut gedung terminal penumpang usai menikmati perjalanan kapal dari Kalimantan, di lantai berubin dingin dan suasana gedung yang memadai, sambil menunggu saudara yang melaksanakan sholat wajib di mushollah lokasi gedung itu.
Sejenak badan merebah, mata sayup tak kuasa menahan kantuk, hingga akhirnya tak terasa mata pun tertutup tertidur di tengah kenyamanan suasana terminal penumpang pelabuhan bernama Gapura Surya Nusantara (GSN) Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Beberapa menit tertidur, Yanto (35) nama penumpang itu, kembali tersadar dan bangun. Tak terasa lelah badan usai menikmati perjalanan jauh hilang sejenak, kemudian dia kembali melanjutkan rute perjalanan darat dengan bus ke Madiun.
"Suasana terminal penumpangnya enak mas, seperti layaknya bandara atau terminal penumpang pesawat," kata Yanto kepada saudaranya yang menghampirinya usai sholat, sambil bergumam.
Lutfi (32) saudara Yanto, pun menyahut ungkapan saudaranya itu terkait kenyamanan terminal penumpang, bahwasanya keberadaan mushollah Gapura Surya Nusantara juga sangat representatif serta bersih, seperti layaknya mushollah di sejumlah bandara.
Yanto dan Lutfi adalah pemudik kapal laut dari Kalimantan menuju Surabaya dan tujuan akhir Madiun. Mereka berdua memanfaatkan program mudik gratis Pelindo III sebagai bagian program BUMN Hadir Untuk Negeri.
Sesampainya di Surabaya, keduanya mengaku terkejut dengan keberadaan bangunan terminal penumpang yang begitu bagus layaknya bandara.
Cerita kedua orang itu hanyalah bagian dari banyaknya masyarakat yang kagum dengan kenyamanan keberadaan Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara.
Satya Winnie, salah satu penumpang kapal PELNI dari Ambon juga demikian, bahkan rasa kekagumannnya terhadap Gapura Surya Nusantara ditulis di laman pribadinya, yakni www.satyawinnie.com.
Tidaak hanya menuliskan cerita ketakjuban, Winnie juga menyertai setiap sudut kata-katanya dengan foto detail setiap sudut terminal penumpang itu.
"Angan-angan saya menjadi kenyataan. Saya melihat langsung terminal penumpang di pelabuhan Tanjung Perak yang diberi nama Gapura Surya Nusantara sesuai dengan apa yang dulu muncul di benak saya," tulis Winnie dalam lamannya.
Bangunan terminal penumpang Gapura Surya Nusantara, kata dia, sudah sangat modern dengan interior yang ciamik, sebab begitu masuk ke dalam gedung, udara sejuk dari pendingin ruangan membuatnya nyaman setelah menghadapi teriknya matahari Surabaya.
Masa Depan Pelabuhan Indonesia
Terminal penumpang Gapura Surya Nusantara yang memiliki kapasitas hingga 4.000 penumpang diresmikan sejak tahun 2014 oleh Menteri BUMN waktu itu, Dahlan Iskan.
Memiliki dua peralatan canggih yakni garbarata (tangga belalai) menjadi salah satu keunggulan terminal ini, di antara beberapa unggulan lainnya untuk memanjakan penumpang yang singgah di lokasi itu.
Pembangunannya membutuhkan investasi hingga Rp160 miliar, dan tujuan dibangun untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah penumpang kapal laut.
Selain itu, keberadaan Terminal Gapura Surya Nusantara juga menjadi salah satu percontohan terminal penumpang kapal di Indonesia, sehingga diharapkan ke depannya keberadaan Terminal penumpang kapal di Indonesia bisa menyerupmen.
Sebab, selain berfungsi sebagai terminal penumpang juga menjadi salah satu jujugan wisata maritim dengan adanya "Surabaya North Quay" (SNQ), atau lokasi wisata bahari yang menawarkan pemandangan dan kuliner di kawasan pelabuhan.
Bahkan SNQ, milik PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) pernah dinobatkan sebagai program terbaik kompetisi "Public Relations Inspirational" yang digelar Serikat Perusahaan Pers (SPS).
Serta, meraih penghargaan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dengan predikat "Gold Winner" kategori BUMN Indonesia Tertib Terbaik pada ajang Revolusi Mental Award 2018.
11 Terminal Menyusul
Corporate Secretary Pelindo III Faruq Hidayat mengatakan, ke depan 11 terminal akan menyusul dibangun untuk kenyamanan penumpang.
Salah satunya yang ditarget pada 2019 rampung, kata dia, adalah Pelabuhan L-Say Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar bisa segera dimanfaatkan masyarakat.
"Pada tahun 2019 ditargetkan pembangunan dermaga sepanjang 150 meter sudah selesai. Sehingga bisa dimanfaatkan bersamaan dengan gedung terminal penumpang yang berkapasitas hingga 1.000 penumpang," kata
Ia mengakui, meski kontribusi pendapatan korporat yang didapat dari pelayanan penumpang hanya sekitar 2 persen atau jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan layanan bongkar muat barang, namun Pelindo III tetap terus merenovasi dan membangun sejumlah gedung penumpang di berbagai pelabuhan.
Sementara itu, 11 gedung terminal penumpang yang menyusul dikerjakan selain Maumere dan Ende, yakni Tenau Kupang, Lembar, Sampit, Kumai, Batulicin, Bima, Waingapu, Kalabahi, dan Ippi.
"Ini menunjukkan wujud nyata komitmen BUMN Hadir untuk Negeri, yang artinya BUMN juga berperan sebagai agen pembangunan bagi negara untuk meningkatkan pelayanan kepada seluruh masyarakat," katanya.
Termasuk masyarakat di Kawasan Timur Indonesia yang menjadikan kapal laut sebagai moda transportasi utama untuk berpergian dari satu pulau ke pulau lainnya.
Dengan kualitas infrastruktur yang sama baiknya dengan di daerah lain, diharapkan pelayanan kepada penumpang juga bisa terstandarisasi.
General Manager Pelindo III Pelabuhan Maumere Yuvensius Andre Kartiko, sebelumnya mengatakan, Pelabuhan Maumere melayani kapal penumpang dengan rute pelayaran utama jurusan Makasar - Maumere - Kupang dan sebaliknya.
"Hingga September 2018, tercatat jumlah penumpang turun (debarkasi) 52.169 orang dan penumpang naik (embarkasi) sejumlah 49.417 orang. Dengan rata-rata per bulan ada 15 kapal penumpang yang sandar di Pelabuhan Maumere," katanya.
Sedangkan untuk layanan kargo, masih berdasarkan data Pelindo III, rata-rata ada 7 kapal peti kemas dan 2 kapal general cargo yang sandar. Hingga September tahun ini arus peti kemas tercatat hingga 12.723 boks atau setara dengan 14.220 TEUs dengan rata-rata per bulan mencapai 1.414 boks atau setara 1.580 TEUs.
Kemudian untuk arus general cargohingga periode yang sama telah mencapai 24.207 ton dan 1.404 meter kubik kargo.
"Untuk mengakomodir peningkatan arus penumpang, kami sedang membangun akses jalan. Kemudian mengantisipasi peningkatan arus barang, fasilitas lapangan penumpukan juga akan dimulai proses perbaikannya, tujuannta agar kinerja pelabuhan semakin produktif demi mendukung kebutuhan transportasi logistik seperti komoditas mete, kopra, kakao, cengkeh, dan asam yang diproduksi oleh masyarakat," katanya
Dengan dibangunnya beberapa terminal penumpang, juga diharapkan Pelindo III sebagai salah satu ujung tombak BUMN layanan kepelabuhanan bisa semakin memanusiakan manusia melalui berbagai layanan yang berkualitas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Sejenak badan merebah, mata sayup tak kuasa menahan kantuk, hingga akhirnya tak terasa mata pun tertutup tertidur di tengah kenyamanan suasana terminal penumpang pelabuhan bernama Gapura Surya Nusantara (GSN) Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Beberapa menit tertidur, Yanto (35) nama penumpang itu, kembali tersadar dan bangun. Tak terasa lelah badan usai menikmati perjalanan jauh hilang sejenak, kemudian dia kembali melanjutkan rute perjalanan darat dengan bus ke Madiun.
"Suasana terminal penumpangnya enak mas, seperti layaknya bandara atau terminal penumpang pesawat," kata Yanto kepada saudaranya yang menghampirinya usai sholat, sambil bergumam.
Lutfi (32) saudara Yanto, pun menyahut ungkapan saudaranya itu terkait kenyamanan terminal penumpang, bahwasanya keberadaan mushollah Gapura Surya Nusantara juga sangat representatif serta bersih, seperti layaknya mushollah di sejumlah bandara.
Yanto dan Lutfi adalah pemudik kapal laut dari Kalimantan menuju Surabaya dan tujuan akhir Madiun. Mereka berdua memanfaatkan program mudik gratis Pelindo III sebagai bagian program BUMN Hadir Untuk Negeri.
Sesampainya di Surabaya, keduanya mengaku terkejut dengan keberadaan bangunan terminal penumpang yang begitu bagus layaknya bandara.
Cerita kedua orang itu hanyalah bagian dari banyaknya masyarakat yang kagum dengan kenyamanan keberadaan Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara.
Satya Winnie, salah satu penumpang kapal PELNI dari Ambon juga demikian, bahkan rasa kekagumannnya terhadap Gapura Surya Nusantara ditulis di laman pribadinya, yakni www.satyawinnie.com.
Tidaak hanya menuliskan cerita ketakjuban, Winnie juga menyertai setiap sudut kata-katanya dengan foto detail setiap sudut terminal penumpang itu.
"Angan-angan saya menjadi kenyataan. Saya melihat langsung terminal penumpang di pelabuhan Tanjung Perak yang diberi nama Gapura Surya Nusantara sesuai dengan apa yang dulu muncul di benak saya," tulis Winnie dalam lamannya.
Bangunan terminal penumpang Gapura Surya Nusantara, kata dia, sudah sangat modern dengan interior yang ciamik, sebab begitu masuk ke dalam gedung, udara sejuk dari pendingin ruangan membuatnya nyaman setelah menghadapi teriknya matahari Surabaya.
Masa Depan Pelabuhan Indonesia
Terminal penumpang Gapura Surya Nusantara yang memiliki kapasitas hingga 4.000 penumpang diresmikan sejak tahun 2014 oleh Menteri BUMN waktu itu, Dahlan Iskan.
Memiliki dua peralatan canggih yakni garbarata (tangga belalai) menjadi salah satu keunggulan terminal ini, di antara beberapa unggulan lainnya untuk memanjakan penumpang yang singgah di lokasi itu.
Pembangunannya membutuhkan investasi hingga Rp160 miliar, dan tujuan dibangun untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah penumpang kapal laut.
Selain itu, keberadaan Terminal Gapura Surya Nusantara juga menjadi salah satu percontohan terminal penumpang kapal di Indonesia, sehingga diharapkan ke depannya keberadaan Terminal penumpang kapal di Indonesia bisa menyerupmen.
Sebab, selain berfungsi sebagai terminal penumpang juga menjadi salah satu jujugan wisata maritim dengan adanya "Surabaya North Quay" (SNQ), atau lokasi wisata bahari yang menawarkan pemandangan dan kuliner di kawasan pelabuhan.
Bahkan SNQ, milik PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) pernah dinobatkan sebagai program terbaik kompetisi "Public Relations Inspirational" yang digelar Serikat Perusahaan Pers (SPS).
Serta, meraih penghargaan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dengan predikat "Gold Winner" kategori BUMN Indonesia Tertib Terbaik pada ajang Revolusi Mental Award 2018.
11 Terminal Menyusul
Corporate Secretary Pelindo III Faruq Hidayat mengatakan, ke depan 11 terminal akan menyusul dibangun untuk kenyamanan penumpang.
Salah satunya yang ditarget pada 2019 rampung, kata dia, adalah Pelabuhan L-Say Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar bisa segera dimanfaatkan masyarakat.
"Pada tahun 2019 ditargetkan pembangunan dermaga sepanjang 150 meter sudah selesai. Sehingga bisa dimanfaatkan bersamaan dengan gedung terminal penumpang yang berkapasitas hingga 1.000 penumpang," kata
Ia mengakui, meski kontribusi pendapatan korporat yang didapat dari pelayanan penumpang hanya sekitar 2 persen atau jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan layanan bongkar muat barang, namun Pelindo III tetap terus merenovasi dan membangun sejumlah gedung penumpang di berbagai pelabuhan.
Sementara itu, 11 gedung terminal penumpang yang menyusul dikerjakan selain Maumere dan Ende, yakni Tenau Kupang, Lembar, Sampit, Kumai, Batulicin, Bima, Waingapu, Kalabahi, dan Ippi.
"Ini menunjukkan wujud nyata komitmen BUMN Hadir untuk Negeri, yang artinya BUMN juga berperan sebagai agen pembangunan bagi negara untuk meningkatkan pelayanan kepada seluruh masyarakat," katanya.
Termasuk masyarakat di Kawasan Timur Indonesia yang menjadikan kapal laut sebagai moda transportasi utama untuk berpergian dari satu pulau ke pulau lainnya.
Dengan kualitas infrastruktur yang sama baiknya dengan di daerah lain, diharapkan pelayanan kepada penumpang juga bisa terstandarisasi.
General Manager Pelindo III Pelabuhan Maumere Yuvensius Andre Kartiko, sebelumnya mengatakan, Pelabuhan Maumere melayani kapal penumpang dengan rute pelayaran utama jurusan Makasar - Maumere - Kupang dan sebaliknya.
"Hingga September 2018, tercatat jumlah penumpang turun (debarkasi) 52.169 orang dan penumpang naik (embarkasi) sejumlah 49.417 orang. Dengan rata-rata per bulan ada 15 kapal penumpang yang sandar di Pelabuhan Maumere," katanya.
Sedangkan untuk layanan kargo, masih berdasarkan data Pelindo III, rata-rata ada 7 kapal peti kemas dan 2 kapal general cargo yang sandar. Hingga September tahun ini arus peti kemas tercatat hingga 12.723 boks atau setara dengan 14.220 TEUs dengan rata-rata per bulan mencapai 1.414 boks atau setara 1.580 TEUs.
Kemudian untuk arus general cargohingga periode yang sama telah mencapai 24.207 ton dan 1.404 meter kubik kargo.
"Untuk mengakomodir peningkatan arus penumpang, kami sedang membangun akses jalan. Kemudian mengantisipasi peningkatan arus barang, fasilitas lapangan penumpukan juga akan dimulai proses perbaikannya, tujuannta agar kinerja pelabuhan semakin produktif demi mendukung kebutuhan transportasi logistik seperti komoditas mete, kopra, kakao, cengkeh, dan asam yang diproduksi oleh masyarakat," katanya
Dengan dibangunnya beberapa terminal penumpang, juga diharapkan Pelindo III sebagai salah satu ujung tombak BUMN layanan kepelabuhanan bisa semakin memanusiakan manusia melalui berbagai layanan yang berkualitas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018