Sidoarjo (Antaranews Jatim) - Artis sekaligus pembawa acara Arie Untung memberi tips tentang usaha kuliner kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dalam kegiatan "Inspirasi Horeka: Kreasi Aneka Dessert Nusantara bersama Frisian Flag" di salah satu pusat perbelanjaan di Sidoarjo, Kamis.
"Dalam bisnis kuliner itu, yang paling utama adalah rasa. Kemudian tempat, yang sebaiknya bisa digunakan untuk berswafoto, mengingat saat ini banyak anak-anak muda yang senang berswafoto," katanya dihadapan puluhan peserta.
Ia mengemukakan, sebelum membuka sebuah kuliner, ada baiknya jika melakukan survei terlebih dahulu, salah satunya tentang makanan apa yang banyak diminati oleh masyarakat tempat usaha kuliner tersebut.
"Seperti tempat usaha brownis saya yang ada di Kendari, ternyata di tempat itu banyak oleh-oleh kacang methe. Jadi brownis yang dibuat mengkolaborasikan antara kacang methe dengan brownis, sehingga bisa meningkatkan kearifan lokal," ujarnya.
Ia mengatakan, jika dulu orang belajar dari pengalaman sendiri jika ingin maju dan berusaha, maka kini harus berubah, yaitu belajar dari pengalaman orang lain untuk ditiru dan dimodifikasi tentang usahanya.
"Jadi sama-sama bisa belajar dan maju dalam mengembangkan usaha kuliner yang ada di Indonesia ini," ujarnya.
Sementara itu, Head of Food Service PT Frisian Flag Indonesia, Beni Karo Karo mengatakan sesuai dengan informasi dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dimana sektor kuliner menyumbang sebanyak 41,4 persen dari total produk domestik bruto ekonomi kreatif Indonesia.
"Pertumbuhan industri bisnis kuliner tanah air memberikan peluang sekaligus tantangan bagi kami untuk dapat berinovasi dan memberikan produk berkualitas, yang disukai sekaligus sesuai dengan kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, dengan kehadiran produk krimer kental manis Omela dalam ukuran yang lebih besar diharapkan mampu menjawab kebutuhan pelaku industri kuliner yang ada di Indonesia.
"Pada kemasan baru ini juga lebih ramah lingkungan karena penyertaan label hang tercetak langsung pada kemasan kaleng," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Dalam bisnis kuliner itu, yang paling utama adalah rasa. Kemudian tempat, yang sebaiknya bisa digunakan untuk berswafoto, mengingat saat ini banyak anak-anak muda yang senang berswafoto," katanya dihadapan puluhan peserta.
Ia mengemukakan, sebelum membuka sebuah kuliner, ada baiknya jika melakukan survei terlebih dahulu, salah satunya tentang makanan apa yang banyak diminati oleh masyarakat tempat usaha kuliner tersebut.
"Seperti tempat usaha brownis saya yang ada di Kendari, ternyata di tempat itu banyak oleh-oleh kacang methe. Jadi brownis yang dibuat mengkolaborasikan antara kacang methe dengan brownis, sehingga bisa meningkatkan kearifan lokal," ujarnya.
Ia mengatakan, jika dulu orang belajar dari pengalaman sendiri jika ingin maju dan berusaha, maka kini harus berubah, yaitu belajar dari pengalaman orang lain untuk ditiru dan dimodifikasi tentang usahanya.
"Jadi sama-sama bisa belajar dan maju dalam mengembangkan usaha kuliner yang ada di Indonesia ini," ujarnya.
Sementara itu, Head of Food Service PT Frisian Flag Indonesia, Beni Karo Karo mengatakan sesuai dengan informasi dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dimana sektor kuliner menyumbang sebanyak 41,4 persen dari total produk domestik bruto ekonomi kreatif Indonesia.
"Pertumbuhan industri bisnis kuliner tanah air memberikan peluang sekaligus tantangan bagi kami untuk dapat berinovasi dan memberikan produk berkualitas, yang disukai sekaligus sesuai dengan kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, dengan kehadiran produk krimer kental manis Omela dalam ukuran yang lebih besar diharapkan mampu menjawab kebutuhan pelaku industri kuliner yang ada di Indonesia.
"Pada kemasan baru ini juga lebih ramah lingkungan karena penyertaan label hang tercetak langsung pada kemasan kaleng," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018