Kediri (Antaranews Jatim) - Para pembudidaya ikan cupang di Kelurahan Ketami, Kota Kediri, Jawa Timur, mengaku produksi ikan tersebut yang dihasilkan pada musim kemarau ini turun drastis, hingga 50 persen, sehingga berpengaruh pada pendapatan petani.

"Ini ikan masih kecil dan rentan mati. Dari cuaca panas ada pengaruh. Cuaca panas itu ekstrem, suhunya juga drastis, jadi produksi turun antara 20-50 persen," kata Heru Sulistyo, salah seorang pembudidaya ikan di Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Selasa.

Selain karena cuaca ekstrem, Heru mengatakan kematian ikan yang dibudidayakannya juga terpengaruh dari kotoran produksi pabrik gula yang ada di daerah tersebut. Polusi itu mengotori air di kolam, membuat ikan tidak bisa bertahan hidup. Terlebih ikan yang dibudidayakan untuk bibit, bukan pembesaran.

"Ada debu dari pabrik gula. Pada kotoran itu ada kandungan residu yang menempel, membuat ikan tidak kuat," kata dia.

Ia mengaku, setiap bulan produksi benih ikan cupang biasanya mampu mencapai 200 ribu ekor, namun karena kemarau panjang ini turun drastis hanya 20-30 ribu ekor saja per bulan. Hal itu juga berdampak pada pendapatan yang diterima, yang hanya cukup untuk menutup operasional usaha.

Heru yang juga pengurus dari Kelompok Pembudidaya Ikan "Mina Maju Mandiri" Kelurahan Ketami, Kota Kediri itu mengaku ia memulai usaha budi daya ikan cupang sejak 1993. Awalnya, hanya memiliki empat kolam ikan dengan ukuran sekitar 2x5 meter. Usahanya terus maju dan hingga kini mempunyai 56 kolam ikan.

Ikan cupang yang dibudidayakannya juga beragam jenis. Dia lebih menyukai untuk berjualan benih, ketimbang pembesaran sebab modalnya bisa lebih cepat diputar. Awalnya, ikan cupang yang sudah menjadi indukan ditempatkan di satu wadah dan dibiarkan selama sekitar tiga hari untuk proses perkawinan.

Setelah itu, indukan diambil dan benih ikan siap untuk ditebar di kolam yang ukurannya lebih besar. Dengan kolam ukuran 2x5 meter, mampu menampung benih ikan hingga ribuan ekor bibit dan dibiarkan selama sekitar tiga pekan. Selama proses pertumbuhan, bibit ikan cupang diberi pakan kutu air. Baru sekitar hampir satu bulan, bibit sudah siap jual, tergantung permintaan dari calon pembeli.

Untuk masalah harga, Heru mengatakan beragam. Setiap jenis serta ukuran dari ikan cupang, berbeda harganya, mulai Rp100 per ekor hingga tidak terkira. Bahkan, jika indukan menang kontes harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah per ekor.

Ia juga menambahkan, selama ini perhatian dari pemerintah kota terhadap peternak ikan cupang sangat baik. Pemerintah pernah memberikan bantuan paket kolam, tabung oksigen, pompa air, bahkan hingga pakan ikan. Namun, untuk masalah polusi dari pabrik gula, peternak tidak dapat berbuat banyak selain hanya bisa pasrah.

Kelurahan Ketami, Kecamatan Kota Kediri, termasuk sentra ikan cupang. Di tempat ini, ada sekitar 30 warga yang berprofesi sebagai peternak ikan cupang. Setiap peternak juga mempunyai pasar sendiri-sendiri, bahkan ada yang hingga luar kota.

Beberapa barang sering dikirim antara lain ke lokal Kediri, Blitar, Tulungagung, Jombang, Nganjuk dan kota sekitarnya. Namun, para peternak masih harus berpikir panjang jika ikan dikirim ke luar daerah yang lebih jauh, sebab jika tidak mendapatkan perhatian saat pengiriman ikan bisa mati. (*)

Video Oleh Asmaul Chusna
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018