Surabaya (Antaranews Jatim) - Kementerian Luar Negeri Jepang memberikan penghargaan kepada tiga tokoh Jawa Timur yang telah berkontribusi selama bertahun-tahun sebagai penghubung persahabatan antara Jepang-Indonesia, khususnya Jawa Timur dan Jepang.
Konsul Jenderal Jepang di Surabaya Masaki Tani melalui siaran persnya di Surabaya, Senin, mengatakan penghargaan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jepang 2018 secara umum telah diberikan kepada 16 tokoh dan empat organisasi di Indonesia.
Adapun tiga tokoh di Jawa Timur yang mendapat penghargaan dari Kemenlu Jepang 2018 yakni Wakil Ketua Pembina, East Java Japan Club Joshie Halim karena sudah berjasa dalam merancang konstruksi bangunan Surabaya Japanese School (SJS) selama empat tahun.
Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Negeri Surabaya Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt.,. Diketahui Prof. Djodjok merupakan perintis penelitian Bahasa Jepang di Jawa Timur yang telah berkontribusi dalam menyebarluaskan dan mengembangkan pendidikan Bahasa Jepang di Jawa Timur.
Selanjutnya penghargaan diberikan kepada almarhumah Ny. Tomiko Oetoro atas jasa-jasanya semasa hidup terhadap Perkumpulan Jepang Jawa Timur (PJJT) atau yang sekarang lebih dikenal dengan "East Java Japan" Club (EJJC)”.
"Tiga tokoh tersebut adalah tokoh besar di Jatim yang selama 30 tahun lebih secara berkesinambungan memberikan kontribusi atas hubungan persahabatan kedua negara yang telah terjalin selama 60 tahun ini," katanya.
"Kami mengapresiasi dan mengenang kembali jasa-jasa para tokoh pendahulu sehingga bisa meneruskan sejarah persahabatan kedua negara," katanya.
Menurut dia, Jepang dan Indonesia telah membangun hubungan persahabatan yang cukup panjang. Hingga 2018 ini, sudah masuk tahun 60 hubungan diplomatik Jepang-Indonesia.
Selama ini, lanjut dia, banyak orang/pihak yang sedang berkiprah di berbagai bidang demi memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan hubungan persahabatan antara Jepang dan negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Pemberian penghargaan ini bertujuan untuk menyampaikan apresiasi atas jasa-jasa yang telah diberikan baik secara individu maupun organisasi yang telah begitu besar berkontribusi terhadap peningkatan hubungan persahabatan tersebut serta mengharapkan agar masyarakat Jepang dapat lebih memahami dan mendukung kegiatan-kegiatan mereka.
Selain tiga tokoh dari Jatim itu, lanjut dia, Kemenlu juga memberikan penghargaan kepada tokoh lainnya di Indonesia seperti Maria Ratulangi Makahaube yang sudah memberikan halaman di depan rumahnya secara cuma-cuma untuk tempat pendirian tugu peringatan 34 orang mantan Tentara Jepang yang dieksekusi setelah Perang Dunia ke-2.
Penghargaan sebelumnya juga diberikan kepada Direksi CSIS Clara Joewono, Representative Proyek “Oreno-Yume” (Impian Saya) Sigit Widodo, Bupati Kabupaten Bantaeng Prof. Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr, Pensiunan Staf Protokol di Kantor Wakil Presiden RI Bambang Tedjo Baskoro, Managing Director, Sekretariat Hubungan International, Universitas Syiah Kuala Dr. Muazilin Affan, M.Sc.,.
Selain itu, Instruktur Judo Club Jakarta Japan Club Toshiya Anzai, Ketua Perkumpulan Penasehat Warga Jepang di Jakarta Katsutoshi Ina, Pendiri Pusat Kebudayaan Bali Anggun Sachiko Syamsuddin, Direktur Yayasan Persahabatan Jepang-Bali Sari Sudo, mantan Asisten Sekjen Jakarta Japanese School Almarhumah Chieko S. Soemarjono, anggota North Sulawesi Japan Club Setsuo Nagasaki, ketua panitia Pengelolaan Yayasan Pemeliharaan Bandung Japanese School Seijiro Hirakawa.
Sedangkan organisasi atau komunitas yang mendapatkan penghargaan meliputi Komunitas Alumni Jepang di Indonesia (KAJI), Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang dan Yayasan Warga Persabahatan Cabang Medan, Persatuan Alumni dari Jepang (Persada) Cabang Aceh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Konsul Jenderal Jepang di Surabaya Masaki Tani melalui siaran persnya di Surabaya, Senin, mengatakan penghargaan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jepang 2018 secara umum telah diberikan kepada 16 tokoh dan empat organisasi di Indonesia.
Adapun tiga tokoh di Jawa Timur yang mendapat penghargaan dari Kemenlu Jepang 2018 yakni Wakil Ketua Pembina, East Java Japan Club Joshie Halim karena sudah berjasa dalam merancang konstruksi bangunan Surabaya Japanese School (SJS) selama empat tahun.
Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Negeri Surabaya Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt.,. Diketahui Prof. Djodjok merupakan perintis penelitian Bahasa Jepang di Jawa Timur yang telah berkontribusi dalam menyebarluaskan dan mengembangkan pendidikan Bahasa Jepang di Jawa Timur.
Selanjutnya penghargaan diberikan kepada almarhumah Ny. Tomiko Oetoro atas jasa-jasanya semasa hidup terhadap Perkumpulan Jepang Jawa Timur (PJJT) atau yang sekarang lebih dikenal dengan "East Java Japan" Club (EJJC)”.
"Tiga tokoh tersebut adalah tokoh besar di Jatim yang selama 30 tahun lebih secara berkesinambungan memberikan kontribusi atas hubungan persahabatan kedua negara yang telah terjalin selama 60 tahun ini," katanya.
"Kami mengapresiasi dan mengenang kembali jasa-jasa para tokoh pendahulu sehingga bisa meneruskan sejarah persahabatan kedua negara," katanya.
Menurut dia, Jepang dan Indonesia telah membangun hubungan persahabatan yang cukup panjang. Hingga 2018 ini, sudah masuk tahun 60 hubungan diplomatik Jepang-Indonesia.
Selama ini, lanjut dia, banyak orang/pihak yang sedang berkiprah di berbagai bidang demi memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan hubungan persahabatan antara Jepang dan negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Pemberian penghargaan ini bertujuan untuk menyampaikan apresiasi atas jasa-jasa yang telah diberikan baik secara individu maupun organisasi yang telah begitu besar berkontribusi terhadap peningkatan hubungan persahabatan tersebut serta mengharapkan agar masyarakat Jepang dapat lebih memahami dan mendukung kegiatan-kegiatan mereka.
Selain tiga tokoh dari Jatim itu, lanjut dia, Kemenlu juga memberikan penghargaan kepada tokoh lainnya di Indonesia seperti Maria Ratulangi Makahaube yang sudah memberikan halaman di depan rumahnya secara cuma-cuma untuk tempat pendirian tugu peringatan 34 orang mantan Tentara Jepang yang dieksekusi setelah Perang Dunia ke-2.
Penghargaan sebelumnya juga diberikan kepada Direksi CSIS Clara Joewono, Representative Proyek “Oreno-Yume” (Impian Saya) Sigit Widodo, Bupati Kabupaten Bantaeng Prof. Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr, Pensiunan Staf Protokol di Kantor Wakil Presiden RI Bambang Tedjo Baskoro, Managing Director, Sekretariat Hubungan International, Universitas Syiah Kuala Dr. Muazilin Affan, M.Sc.,.
Selain itu, Instruktur Judo Club Jakarta Japan Club Toshiya Anzai, Ketua Perkumpulan Penasehat Warga Jepang di Jakarta Katsutoshi Ina, Pendiri Pusat Kebudayaan Bali Anggun Sachiko Syamsuddin, Direktur Yayasan Persahabatan Jepang-Bali Sari Sudo, mantan Asisten Sekjen Jakarta Japanese School Almarhumah Chieko S. Soemarjono, anggota North Sulawesi Japan Club Setsuo Nagasaki, ketua panitia Pengelolaan Yayasan Pemeliharaan Bandung Japanese School Seijiro Hirakawa.
Sedangkan organisasi atau komunitas yang mendapatkan penghargaan meliputi Komunitas Alumni Jepang di Indonesia (KAJI), Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang dan Yayasan Warga Persabahatan Cabang Medan, Persatuan Alumni dari Jepang (Persada) Cabang Aceh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018