Malang (Antaranews Jatim) - Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Univesitas Brawijaya (UB) Malang menggelar "Kirab Pataka/Panji Budaya", sebagai bagian untuk mengangkat keberagaman budaya di Tanah Air yang dikemas dalam rangkaian Dies Natalis ke-9 FIB, Kamis.
Dekan FIB, Prof Agus Suman dalam kirab Panji Budaya tersebut mengatakan parade budaya sebagai bukti UB, khususnya FIB menjunjung kebersamaan meskipun berasal dari berbagai macam budaya yang berbeda. "Semoga FIB UB menjadi fakultas terpandang, baik di Indonesia maupun dunia. Ke depan saya berharap FIB UB bisa berkontribusi besar dalam perkembangan budaya di Tanah Air," ujar Agus Suman.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang akademik UB Prof Kusmartono mengatakan kebersamaan yang ditunjukkan FIB UB patut dicontoh fakultas lain. "Fakultas lain bisa mencontoh FIB karena kebersamaan ini merupakan hal yang mahal harganya," ucapnya.
Sementara itu, kontingen kirab budaya diberangkatkan Dekan FIB UB Prof Dr Agus Suman dari depan Gedung B FIB, melewati bundaran tugu UB, depan rektorat, dan berakhir di depan gedung A FIB.
Kirab diikuti kontingen-kontingen budaya yang terdiri dari kontingen Tendik yang memakai baju adat Indonesia, kontingen internasional yang terdiri dari mahasiswa Darmasiswa dan komunitas Korea, Kontingen Pendidikan Bahasa Indonesia (Dikasasindo) yang menggunakan kostum Epos Rama Sinta.
Selain itu, Kontingen Pendidikan Bahasa Inggris (Pebasis) yang menggunakan kostum Apache lengkap dengan kudanya, Kontingen Pendidikan Jepang (Budaya Jepang), Kontingen Perancis, Kontingen Antropologi yang mengenakan baju adat Bali, Kontingen Seni Rupa memakai baju adat dayak, dan kontingen Sastra Inggris yang memakai baju Koboi.
"Pawai kali ini merupakan pengalaman pertama kali. Di negara kami tidak pernah ada pawai seperti yang diadakan di FIB sekarang," kata salah seorang mahasiswa program Darmasiswa dari Korea Selatan Byungju Shim di sela kirab.
Ia mengaku pawai ini membuat dia menjadi senang karena ia tidak penah mengikuti karnaval/kirab seperti ini sepanjang hidupnya. Byungju Shim dalam parade tersebut menggunakan baju budaya tradisional Korea, HanBok (baju baju tradisional Korea untuk pria).
Selain diisi dengan pawai budaya, kegiatan tersebut juga diisi dengan pertunjukkan barongsai, tari yosakoi, dan pertunjukkan wayang orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Dekan FIB, Prof Agus Suman dalam kirab Panji Budaya tersebut mengatakan parade budaya sebagai bukti UB, khususnya FIB menjunjung kebersamaan meskipun berasal dari berbagai macam budaya yang berbeda. "Semoga FIB UB menjadi fakultas terpandang, baik di Indonesia maupun dunia. Ke depan saya berharap FIB UB bisa berkontribusi besar dalam perkembangan budaya di Tanah Air," ujar Agus Suman.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang akademik UB Prof Kusmartono mengatakan kebersamaan yang ditunjukkan FIB UB patut dicontoh fakultas lain. "Fakultas lain bisa mencontoh FIB karena kebersamaan ini merupakan hal yang mahal harganya," ucapnya.
Sementara itu, kontingen kirab budaya diberangkatkan Dekan FIB UB Prof Dr Agus Suman dari depan Gedung B FIB, melewati bundaran tugu UB, depan rektorat, dan berakhir di depan gedung A FIB.
Kirab diikuti kontingen-kontingen budaya yang terdiri dari kontingen Tendik yang memakai baju adat Indonesia, kontingen internasional yang terdiri dari mahasiswa Darmasiswa dan komunitas Korea, Kontingen Pendidikan Bahasa Indonesia (Dikasasindo) yang menggunakan kostum Epos Rama Sinta.
Selain itu, Kontingen Pendidikan Bahasa Inggris (Pebasis) yang menggunakan kostum Apache lengkap dengan kudanya, Kontingen Pendidikan Jepang (Budaya Jepang), Kontingen Perancis, Kontingen Antropologi yang mengenakan baju adat Bali, Kontingen Seni Rupa memakai baju adat dayak, dan kontingen Sastra Inggris yang memakai baju Koboi.
"Pawai kali ini merupakan pengalaman pertama kali. Di negara kami tidak pernah ada pawai seperti yang diadakan di FIB sekarang," kata salah seorang mahasiswa program Darmasiswa dari Korea Selatan Byungju Shim di sela kirab.
Ia mengaku pawai ini membuat dia menjadi senang karena ia tidak penah mengikuti karnaval/kirab seperti ini sepanjang hidupnya. Byungju Shim dalam parade tersebut menggunakan baju budaya tradisional Korea, HanBok (baju baju tradisional Korea untuk pria).
Selain diisi dengan pawai budaya, kegiatan tersebut juga diisi dengan pertunjukkan barongsai, tari yosakoi, dan pertunjukkan wayang orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018