Malang (Antaranews Jatim) - Wali Kota Malang Sutiaji mengemukakan Pemerintah Kota (Pemkot) setempat siap menjadi laboratorium dalam bebagai hal dan keperluan bagi Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan (IKIP) Budi Utomo Malang.
       
"Pemkot Malang siap menjadi rujukan sekaligus laboratorium bagi IKIP Budi Utomo Malang untuk mempersiapkan dan mematangkan kualitas dan kemampuan mahasiswa ketika lulus nanti dan terjun di tengah masyarakat, termasuk di daerah asal mahasiswa," kata Sutiaji di sela penerimaan mahasiswa baru IKIP Budi Utomo Malang di Gedung Kartini Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.
        
Ia mengatakan sebagai laboratorium, artinya mahasiswa IKIP Budi Utomo yang sedang menjalani program praktik mengajar di lapangan (PPL) atau semester lima ke atas bisa memanfaatkan seluruh sekolah (SD dan SMP) yang ada di wilayah Kota Malang, sehingga mereka tidak perlu lagi mencari sekolah di luar Kota Malang.
        
Lebih lanjut, Sutiaji mengatakan mahasiswa saat ini harus mampu menjadi agen perubahan, melakukan fungsi kontrol dan agen inovasi, bahkan pendekatan yang dilakukan saat ini bukan lagi pendekatan verbal, apalagi pendekatan anarkhis.
       
Pendekatan anarkis, kata Sutiaji, tidak pernah masuk dalam perguruan tinggi, bahkan perguruan tinggi tidak pernah kenal dengan anarkhis fisik, tetapi anarkhis yang masuk dalam lingkup perguruan tinggi adalah anarkhis intelektual.
       
Bahkan, lanjutnya, paradigma terkait keberadaan seorang guru bagi siswa harus diubah. Guru bukan seseorang yang bertugas mentransfer ilmu, tetapi sekarang lebih banyak sebagai fasilitator, sebab sesungguhnya siswa atau mahasiswa memiliki potensi dan mereka bukan sebuah bejana kosong.
       
Pada kesempatan itu, Sutiaji juga berpesan kepada mahasiswa baru IKIP Budi Utomo untuk tetap komitmen dan memegang idealisme. "Jangan pernah menukar idealisme dengan hal-hal transaksional sesaat. Ketika masih berstatus mahasiswa idealisme sangat kuat, tetapi ketika sudah terjun di masyarakat dan bekerja, idealisme itu secara perlahan akan luntur. Jangan, jangan begitu," katanya.
       
Sementara itu, Rektor IKIP Budi Utomo Dr Nurcholis Sunuyeko menegaskan kembali jika ada isu-isu atau pernyataan bahwa IKIP Budi Utomo Malang ini sebagai perguruan tinggi swasta yang tidak terakreditasi itu bohong, apalagi tidak bisa ikut tes sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS), itu hoax dan fitnah.
        
Namun demikian, lanjutnya, berita-berita atau isu-isu hoax tersebut harus disikapi dengan arif. "Kata siapa lulusan IKIP Budi Utomo tidak bisa ikut tes CPNS. Buktinya, sekitar 70 persen guru di Kota Malang ini lulusan IKIP Budi Utomo, termasuk yang sekarang sudah menjabat kepala sekolah," paparnya.
      
Pada tahun akademik 2018/2019, IKIP Budi Utomo Malang menerima 1.010 mahasiswa baru dari 1.430 calon mahasiswa yang mendaftar. Selain mahasiswa dalam negeri, perguruan tinggi yang mencetak guru tersebut juga menjadi pilihan 17 mahasiswa asing dari 12 negara, seperti Australia, Sudan, Afganistan, Kroasia, Itali, Korea, Jepang, Jerman, Thailand, dan Amerika Serikat.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018