Ngawi (Antaranews Jatim) - Sejumlah petani di Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, melakukan panen tanaman melon dari lahan seluas 15 hektare yang telah dialihkan untuk menanam komoditas buah tersebut.

Petani melon desa setempat, Sriyono, Selasa, mengatakan panen melon kali ini hasilnya cukup bagus, baik dari segi buahnya maupun harga, sehingga menguntungkan petani.

"Harga melon di tingkat petani mencapai Rp6.000 per kilogram. Harga tersebut naik Rp2.000 per kilogram dari sebelumnya saat musim hujan yang mencapai Rp4.000 per kilogram," ujar Sriyono kepada wartawan.

Menurut dia, tingginya harga melon di tingkat petani tersebut, dipengaruhi tingginya permintaan melon seiring memasuki musim kemarau. Konsumen banyak yang memburu buah tersebut karena segar dan manis.

"Petani memang sengaja menanam melon untuk memenuhi permintaan konsumen di musim kemarau. Momen tersebut dipastikan membuat harga melon sangat tinggi," katanya.

Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumen, petani di wilayah Geneng, Ngawi sengaja beralih menanam melon di lahannya karena dinilai lebih menguntungkan dari pada padi saat musim kemarau seperti yang berlangsung kini.

Ia mengatakan, petani sengaja tidak menanam padi saat musim kemarau karena untuk mengindari kerugian gagal panen akibat kekurangan air.

"Dengan menanam melon, area sawah di sejumlah lahan pertanian yang rawan kering tetap produktif dan menguntungkan petani," terangnya.

Petani lainnya Suroto mengatakan, selain untuk memenuhi kebutuhan pemintaan lokal, melon hasil panen petani desa setempat juga dibeli tengkulak untuk kemudian dikirim ke beberapa kota besar, di antaranya Jakarta.

Ia menambahkan, para petani di daerah setempat, akan berhenti menanam melon, setelah musim hujan tiba. Dan setelah itu beralih kembali menanam padi.

Adapun, wilayah Kabupaten Ngawi yang biasanya digunakan petani untuk menanam melon saat musim kemarau di antaranya terdapat di Kecamatan Geneng, Kwadungan, dan Widodaren. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018