Kediri (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur kembali menganggarkan dana sekitar Rp4 miliar untuk melanjutkan pembangunan Hutan Joyoboyo berupa hutan kota tahap kedua menjadi lebih baik dan tempat memadai untuk edukasi lingkungan kepada masyarakat.
"Untuk pembangunan tahap kedua ini, sementara lokasi hutan ditutup. Ada sekitar Rp3,25 miliar dari APBD serta Rp750 juta dari DAK untuk pencahayaan (lampu)," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri Apip Permana di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan proses pembangunan tahap kedua ini sebenarnya sudah dimulai sejak 21 Agustus 2018 dengan harapan bisa selesai pada 23 Desember 2018.
Beberapa pekerjaan yang menjadi fokus pembangunan, misalnya pembuatan "plyground" di bagian utara, teras pohon, balok titian, pergola, lorong.
Selain itu, juga terdapat rencana pembuatan 10 patung ilustrasi Panji Asmorobangun.
"Nanti ada tempat untuk sarana menimba ilmu sekaligus juga akan dibangun 10 patung ilustrasi Panji Asmorobangun," ujarnya.
Apip mengatakan pemerintah kota memang ingin menjadikan hutan kota sebagai paru-paru kota sekaligus tempat edukasi masyarakat, terutama pelajar.
Dengan dibangunnya Hutan Joyoboyo tersebut, diharapkan bisa semakin mengasah minat anak-anak untuk belajar tentang alam, mengingat saat ini banyak dari mereka yang menghabiskan waktunya dengan bermain gawai, padahal waktu mereka itu bisa untuk aktivitas fisik lainnya.
"Kami ingin jadikan hutan kota ini sebagai paru-paru kota sekaligus tempat pelestarian hutan," ujarnya.
Hutan kota setelah selesai pembangunan tahap pertama juga sudah dibuka untuk umum. Animo masyarakat untuk berkunjung ke tempat tersebut cukup tinggi, bahkan sejak pagi hingga malam. Di tempat tersebut juga sering dijadikan lokasi kegiatan masyarakat maupun pemerintah, salah satunya pameran UMKM.
Namun, untuk menjaga kebersihan, pemerintah kota tidak mengizinkan para pedagang masuk ke lokasi hutan kota. Pemerintah kota tetap ingin menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat yang bersih dan nyaman untuk pengunjung.
Warga yang hendak ke hutan kota itu juga tidak dibebani dengan tiket masuk. Pemerintah hanya ingin warga ikut merawat hutan kota, dengan membuang sampah di tempatnya sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Di tempat tersebut banyak pohon yang bahkan berusia ratusan tahun.
Proses pembangunan hutan kota itu sudah dilakukan sejak 2017. Pemerintah kota sudah lama berencana membangun hutan tersebut. Untuk tahap pertama, pelaksana proyek tersebut adalah PT Cipta Bhakti Pertiwi dengan konsultan pengawas CV Sinar Rizky Konsultan, dengan anggaran Rp6,6 miliar dari dana APBD Kota Kediri.
Luas lahan yang dibangun di Hutan Joyoboyo sekitar 2,6 hektare. Lahan itu aset Pemkot Kediri sehingga bisa dengan leluasa dikelola dengan baik. Pembangunan tersebut akan dilakukan dua tahap, di mana pada tahap pertama 2017 dengan anggaran Rp6,6 miliar dan tahap kedua pada 2018 dengan rencana anggaran Rp3,5 miliar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Untuk pembangunan tahap kedua ini, sementara lokasi hutan ditutup. Ada sekitar Rp3,25 miliar dari APBD serta Rp750 juta dari DAK untuk pencahayaan (lampu)," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri Apip Permana di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan proses pembangunan tahap kedua ini sebenarnya sudah dimulai sejak 21 Agustus 2018 dengan harapan bisa selesai pada 23 Desember 2018.
Beberapa pekerjaan yang menjadi fokus pembangunan, misalnya pembuatan "plyground" di bagian utara, teras pohon, balok titian, pergola, lorong.
Selain itu, juga terdapat rencana pembuatan 10 patung ilustrasi Panji Asmorobangun.
"Nanti ada tempat untuk sarana menimba ilmu sekaligus juga akan dibangun 10 patung ilustrasi Panji Asmorobangun," ujarnya.
Apip mengatakan pemerintah kota memang ingin menjadikan hutan kota sebagai paru-paru kota sekaligus tempat edukasi masyarakat, terutama pelajar.
Dengan dibangunnya Hutan Joyoboyo tersebut, diharapkan bisa semakin mengasah minat anak-anak untuk belajar tentang alam, mengingat saat ini banyak dari mereka yang menghabiskan waktunya dengan bermain gawai, padahal waktu mereka itu bisa untuk aktivitas fisik lainnya.
"Kami ingin jadikan hutan kota ini sebagai paru-paru kota sekaligus tempat pelestarian hutan," ujarnya.
Hutan kota setelah selesai pembangunan tahap pertama juga sudah dibuka untuk umum. Animo masyarakat untuk berkunjung ke tempat tersebut cukup tinggi, bahkan sejak pagi hingga malam. Di tempat tersebut juga sering dijadikan lokasi kegiatan masyarakat maupun pemerintah, salah satunya pameran UMKM.
Namun, untuk menjaga kebersihan, pemerintah kota tidak mengizinkan para pedagang masuk ke lokasi hutan kota. Pemerintah kota tetap ingin menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat yang bersih dan nyaman untuk pengunjung.
Warga yang hendak ke hutan kota itu juga tidak dibebani dengan tiket masuk. Pemerintah hanya ingin warga ikut merawat hutan kota, dengan membuang sampah di tempatnya sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Di tempat tersebut banyak pohon yang bahkan berusia ratusan tahun.
Proses pembangunan hutan kota itu sudah dilakukan sejak 2017. Pemerintah kota sudah lama berencana membangun hutan tersebut. Untuk tahap pertama, pelaksana proyek tersebut adalah PT Cipta Bhakti Pertiwi dengan konsultan pengawas CV Sinar Rizky Konsultan, dengan anggaran Rp6,6 miliar dari dana APBD Kota Kediri.
Luas lahan yang dibangun di Hutan Joyoboyo sekitar 2,6 hektare. Lahan itu aset Pemkot Kediri sehingga bisa dengan leluasa dikelola dengan baik. Pembangunan tersebut akan dilakukan dua tahap, di mana pada tahap pertama 2017 dengan anggaran Rp6,6 miliar dan tahap kedua pada 2018 dengan rencana anggaran Rp3,5 miliar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018